- Back to Home »
- Essay »
- Translation of English: Tugas
Posted by : Diyon Prayudi
Sabtu, 14 Mei 2016
Class : IIB
NIM :
1125030076
Assignment of Translation
ADIDITION
Ø Residents of Porong, Sidoarjo in East Java will
never forget May 29, 2006.
Warga Porong, Sidoarjo di
Jawa Timur tidak akan pernah melupakan peristiwa pada
tanggal 29 Mei 2006.
Ø Are
you going to Bali?
Apakah
anda akan pergi ke Bali?
SUBSTRACTION
Ø Her
mother is an engineer.
Ibunya
seorang masinis.
Ø Mother
is going to the market.
Ibu
pergi ke pasar.
TRANSPOSISI
Ø Fill
dams are usually employed in valleys which are not particularly steep sided,
and when the foundation cannot support the higher pressure arising from
concrete dams.
Bendungan
urugan biasanya dapat di bangun di lembah yang khususnya tidak curam apabila
pondasi tidak dapat menahan tekanan yang lebih tinggi yang di timbulkan oleh
bendungan beton.
Ø For
abutments and piers and also beams, an arrangement of steel wires and rods in
encased in concrete, to make reinforced concrete.
Untuk
tumpuan dinding, tiang ataupun balok di buat beton baja dengan suatu susunan
kawat dan tulang baja yang di tutupi beton.
BORROWING
Ø After all, to the physicist, metal physics is
but a small branch of the wider fields of solid state physics.
Bagamanupun juga, bagi seorang ahli fisika,
ilmu pengetahuan fisika logam hanya merupakan cabang kecil dari bidang yang
lebih luas dari ilmu pengetahuan fisika benda padat.
Ø
Our beliefs, as well
as our behavior, serve to send us signals about ourselves.
Keyakinan kami, sebanding baik dengan
tindak-tanduk kami, mengabdi untuk mengirim tanda-tanda tentang diri kita.
Diterbitkan pada 06 Maret 2013 oleh Carl
Alasko, Ph.D. in Beyond Blame
CULTURAL EQUIVALENCE
Ø Given
the name “ 3D satellite “ they also record infrared energy in order to gather
earth surface temperature as well as atmospheric temperatures at six different
altitudes.
Dengan
menamakan satelit itu “3D”, satelit juga merekam energi infra merah untuk
mengumpulkan suhu permukaan bumi dan juga suhu atmosfir pada enam macam
ketinggian yang berbeda.
Ø Catalytic
cracking of gas oil is accomplished over hot micro-spherical particles of silica
alumina catalyst.
Katalistik
cracking minyak gas dilaksanakan lewat butir-butir katalisator silica alumina
yang panas dan mikro-spherical.
DESCRIPTIVE EQUIVALENT
Ø Sunrise
smile in the morning and greet to me.
Mathari
tersenyum dan menyapa diriku di pagi hari.
Ø The
popcorn leapt out of the bowl.
Popcorn
berlompatan dari mangkok.
SINONIM
Ø What
a beauty rainbow.
Alangkah
indahnya pelangi
Ø Many
of them are on rivers, other are on lakes and seas.
Banyak
kota besar ada di atas sungai, yang lain ada di atas telaga atau laut.
MODULASI (MODULATION)
Ø Either
we have water or we die.
Kita
perlu air atau kalau tidak kita akan mati.
Ø You
have broken my heart.
Kau
telah menyakiti perasaanku.
Data Source of
Teknik membaca Textbook
dan Penerjemah
Kanisius 1982 :
Yogyakarta
Warga Porong, Sidoarjo di Jawa Timur tidak akan pernah melupakan peristiwa pada tanggal 29 Mei 2006. Ini adalah tanggal saat lumpur yang mulai meletus di daerah ini, selamanya mengubah hidup mereka.
Letusan itu terjadi di dekat lokasi pengeboran milik PT Lapindo Brantas. Hal ini memicu spekulasi bahwa Lapindo mungkin telah lalai selama proses pemboran.
Lapindo, bagaimanapun, mengutip sejumlah ilmuwan argumen 'bahwa semburan lumpur itu dipicu oleh gempa 6,3 skala Richter yang melanda Yogyakarta dua hari sebelum letusan terjadi.
Selama hampir tujuh tahun semburan lumpur telah mendatangkan malapetaka dalam kehidupan warga Porong khususnya dan perekonomian Sidoarjo secara keseluruhan.
Lumpur ini juga telah mengubur lebih dari 600 hektar lahan, menggusur 39.700 orang dan menenggelamkan tiga kecamatan, 12 desa, 11.241 bangunan dan 362 hektar aliran persawahan.Aliran lumpur terakhir diperkirakan sekitar 10.000 hingga 15.000 meter kubik per hari, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008, selama puncak tertinggi aliran, jumlah bisa mencapai 150.000 per hari, menurut data dari Badan Mitigasi Semburan Lumpur Sidoarjo (BPLS).
Mudflow
erupting after 7 years
Residents
of Porong, Sidoarjo in East Java will never forget May 29, 2006. This was the
date when a mudflow began to erupt in the area, forever changing their lives.
The
eruption took place near a drilling site belonging to PT Lapindo Brantas. This
triggered speculation that Lapindo might have been negligent during its
drilling process.
Lapindo,
however, cited a number of scientists’ arguments that the mudflow was triggered
by a 6.3 Richter scale earthquake that hit Yogyakarta two days before the
eruption took place.
For
nearly seven years the mudflow has been wreaking havoc in the livelihoods of
Porong residents in particular and on the Sidoarjo economy as a whole .
The monetary value of the damage
wrought by the continuous high-pressure mudflow has been estimated at Rp 27.7
trillion (US$2.9 billion) by the National Development Planning Board and Rp
33.27 trillion by Greenomics Indonesia.
The mudflow has also buried more
than 600 hectares of land, displacing 39,700 people and submerging three
subdistricts, 12 villages, 11,241 buildings and 362 hectares of rice fields.The
flow was last estimated at about 10,000 to 15,000 cubic meters per day, while
in 2007 and 2008, during the highest peak of the flow, the amount could reach
150,000 a day, according to the data from the Sidoarjo Mudflow Mitigation
Agency (BPLS). (222 Words )
Source : Hans
David Tampubolon, The Jakarta Post | Reportage | Tue, March 05 2013, 12:21 PM
Semburan Lumpur meletus setelah
7 tahun
Warga Porong, Sidoarjo di Jawa Timur tidak akan pernah melupakan peristiwa pada tanggal 29 Mei 2006. Ini adalah tanggal saat lumpur yang mulai meletus di daerah ini, selamanya mengubah hidup mereka.
Letusan itu terjadi di dekat lokasi pengeboran milik PT Lapindo Brantas. Hal ini memicu spekulasi bahwa Lapindo mungkin telah lalai selama proses pemboran.
Lapindo, bagaimanapun, mengutip sejumlah ilmuwan argumen 'bahwa semburan lumpur itu dipicu oleh gempa 6,3 skala Richter yang melanda Yogyakarta dua hari sebelum letusan terjadi.
Selama hampir tujuh tahun semburan lumpur telah mendatangkan malapetaka dalam kehidupan warga Porong khususnya dan perekonomian Sidoarjo secara keseluruhan.
Nilai moneter dari kerusakan yang ditimbulkan oleh semburan lumpur tekanan tinggi terus menerus telah diperkirakan sebesar Rp 27,7 triliun (US $ 2,9 miliar) oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Rp
33270000000000 triliun oleh Greenomics Indonesia.
Lumpur ini juga telah mengubur lebih dari 600 hektar lahan, menggusur 39.700 orang dan menenggelamkan tiga kecamatan, 12 desa, 11.241 bangunan dan 362 hektar aliran persawahan.Aliran lumpur terakhir diperkirakan sekitar 10.000 hingga 15.000 meter kubik per hari, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008, selama puncak tertinggi aliran, jumlah bisa mencapai 150.000 per hari, menurut data dari Badan Mitigasi Semburan Lumpur Sidoarjo (BPLS).
(222
Kata)
Definisi
Penerjemahan
Ada
beberapa definisi mengenai penerjemahan. Berikut peneliti menyajikan beberapa
diantaranya. Newmark (1988:5) mengatakan ’Often, though not by any means
always, it is rendering the meaning of a text into another language in the way
the author intended the text’. Terdapat dua kata dan frasa kunci dalam
definisi itu yang perlu diperhatikan, yaitu the meaning, dan in the
way the author intended the text’. Dalam kata kunci pertama meaning
dapat disimpulkan bahwa yang menjadi prioritas utama dalam penerjemahan
adalah makna, dan dalam frasa in the way theauthor intended the text’ dapat
disimpulkan bahwa suatu teks terjemahan harus memiliki dampak yang sama
terhadap pembacanya seperti yang dikendaki oleh penulis aslinya. Misalnya suatu
teks memiliki nuansa gembira, maka nuansa itu jugalah yang harus diciptakan
dalam terjemahan.
Nida
dan Taber (1982 : 12) menyatakan bahwa ‘translating consists in reproducing
in the receptor language the closest natural equivalent of the source language
message, first in the term of meaning secondly in the term of style’.
Jadi
menurut Nida menerjemahkan berarti menghasilkan pesan yang paling dekat,
sepadan dan wajar dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, baik dalam hal makna
maupun gaya. Penerjemahan melibatkan bidang linguistik kedua bahasa
yaitu bahasa sumber (BSu) dan bahasa sasaran (BSa), yang mencakup teori
makna (semantik), metode, prosedur, dan teknik penerjemahan, dan bidang
ilmu teks yang diterjemahkan (Bell, 1991). Dengan demikian penerjemahan
dapat melibatkan beberapa pihak terkait sesuai dengan teks yang akan
diterjemahkan. Hal ini disebabkan seorang penerjemah tidak akan menguasai semua
disiplin ilmu yang terkait dengan penerjemahan, namun bila seorang penerjemah
menemui kesulitan dalam menerjemahkan, dia dapat bekerja sama denga pihak lain
antara lain dengan cara berkonsultasi dengan pakar bidang ilmu terkait.
Definisi
lain berikut ini diberikan oleh Catford (1978:20) yaitu ’ Translation is the
replacement of textual material in one language by equivalent textual material in
another language’. Menurut definisi tersebut Catford menyatakan bahwa menerjemahkan
berarti mengganti, yaitu suatu teks diganti dengan padanan teks tersebut.
Brislin
(1976:1) memberikan definisi penerjemahan sebagai berikut
’Translation
is the general term referring to he transfer of thoughts and ideas from one
language (source) to another (target).’ Menurut Brislin dalam definisi
tersebut menerjemahkan berarti mengalihkan makna, hal tersebut terlihat
dari kata ’transfer of thought and ideas.
Berdasarkan
penjelasan mengenai penerjemahan dapat disimpulkan bahwa
”penerjemahan
adalah menggantikan makna suatu teks bahasa sumber dengan padanan makna yang
sesuai dalam bahasa sasaran”.
Kaitan Budaya dengan Penerjemahan
Aspek
budaya juga perlu diperhatikan dalam penerjemahan, hal ini disebabkan bahasa
merupakan bagian dari budaya. Jika teks yang sedang diterjemahkan adalah teks
mengenai budaya, seorang penerjemah harus menguasai tentang budaya dari kedua
bahasa yaitu BSu dan BSa, sehingga dia dapat membuat terjemahan yang sesuai.
Dengan kata lain seorang penerjemah harus menguasai pemahaman lintas budaya
(cross-culture understanding). Kosa kata dalam sebuah bahasa mencerminkan kekhasan
budaya pemakai bahasa tersebut, yang mungkin saja tidak dimiliki oleh
bahasa-bahasa lain.
Menurut
Larson (1984:3), penerjemahan mencakup pemahaman kosa kata,
struktur
gramatika, situasi komunikasi, dan konteks budaya bahasa sunber untuk menentukan
maknanya dan selanjutnya makna tersebut direkonstruksi dengan mengunakan kosa
kata dan struktur gramatika yang sesuai dalam bahasa dan konteks budaya BSa.
Menurut
Larson (1984:23) sebuah terjemahan yang berhasil adalah bila pembaca terjemahan
(BSa) tidak merasakan bahwa teks yang sedang dibacanya adalah sebuah
terjemahan.
Batasan Istilah Budaya
‘Istilah’
adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep,
proses, keadaan, atau sifat yang khas di bidang tertentu (Moeliono,dkk., 1988:341).
Istilah juga merupakan perkataan yang khusus mengandung arti yang tertentu di
lingkungan sesuatu ilmu pengetahuan, pekerjaan, atau kesenian
(Poerwadarminta,
1982:388). Soanes (2002:1188) menyatakan bahwa ‘istilah’
adalah
kata atau frasa yang digunakan untuk menjelaskan suatu benda atau menyatakan
konsep (term is a word or phrase used to describe a thing or to express a concept,
language used on a particular occasion).
Menurut
Mulyana dan Rakhmat (2006:25) ‘budaya’ adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,bangunan, dan karya seni.
Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Newmark
(1988) mendefinisikan budaya sebagai cara hidup dan manifestasinya yang khas
bagi sebuah komunitas yang menggunakan bahasa tertentu sebagai sarana dari
"ekspresi”, sehingga mengakui bahwa setiap kelompok bahasa memiliki fitur
sendiri dari suatu budaya tertentu.
Peter Newmark juga mengkategorikan kata-kata,
istilah atau ungkapan
budaya sebagai berikut:
1)
Ekologi
Flora,
fauna, bukit, angin, dataran, bukit, sawah, hutan tropis.
2)
Material budaya
Artefak.
3)
Makanan, pakaian, rumah (tempat tinggal), transportasi dan komunikasi.
4)
Sosial Budaya
Kerja
dan waktu luang.
5)
Organisasi (Kelompok)
Kemasyarakatan,
Hukum, Agama, Seni (artistik).
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan istilah budaya
dalam tulisan ini adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan
cara hidup dan manifestasinya yang khas bagi sebuah komunitas yang menggunakan
bahasa tertentu sebagai sarana ekspresi dari ekologi, material budaya, sosial
budaya, organisasi, konsep politik dan admisnistrasi, agama, artistik, dan
bahasa tubuh (gestures) dan kebiasaan.