- Back to Home »
- Essay »
- Shall I compare thee to a summers day? Sonnet 18 a poem by William Shakespeare
Posted by : Diyon Prayudi
Minggu, 03 Mei 2015
Shall I compare thee to a summer's day?
Thou art more lovely and more temperate.
Rough winds do shake the darling buds of May,
And summer's lease hath all too short a date.
And often is his gold complexion dimmed;
And every fair from fair sometime declines,
By chance, or nature's changing course untrimmed.
Nor lose possession of that fair thou ow'st
Nor shall death brag thou wand'rest in his shade,
So long as men can breathe or eyes can see,
So long lives this, and this gives life to thee.
Sometime too hot the eye of heaven shines
But thy eternal summer shall not fade
When in eternal lines to time thou grow'st
“Akan ku bandingkan
kau dengan sepanjang musim”
( Membandingkan makhluk hidup dengan yang tak hidup
)
“Engkau adalah pecinta
seni yang bagus dan dengan berkepala dingin”
( Seseorang yang mengerti arti seni )
“Rumput dan angin
saling berjabatan kasih sayang dalam may”
( Seorang yang lain pun saling berkasih-sayang )
“Dan musim akan habis
pada waktunya”
( Hingga tiba saatnya kematian )
“Terkadang terlalu panas dan
terasa silau di mata”
( Tabiat seseorang yang ada kebaikannya dan
keburukannya )
“Dan sering terlihat
seperti corak emas yang mengecilkan”
( Terkadang sesuatu sifat yang indah tak selalu
indah pada wujudnya )
“Dan setiap akhir malam
berasal dari malam yang terkadang mundur”
( Sifat tersebut terkadang dapat berubah lebih buruk
dari sebelumnya )
“Oleh kesempatan atau
perubahan yang alami menunjukan kearah keburukan”
( Seseorang dapat berubah-ubah pendiriannya )
“Tetapi musim
keabadian tidak akan mundur”
( Namun keabadian atau kebaikan takkan pernah hilang
)
“Maupun kehilangan
sesuatu dari pekan engkau”
( Walaupun kehilangan sesuatu yang sangat berharga )
“Meskipun engkau akan
mati dengan kesombongan dimana tempat teduh adalah peristrahatan mu”
( Walaupun sehebat apapun seseorang kelak ia akan
mati juga )
“Ketika dalam garis
keabadian menuju engkau tumbuh besar”
( Dari yang kecil seseorang akan tumbuh )
“Terlalu lama seorang
laki-laki bernafas atau mata dapat melihat”
( Terlalu lamanya orang hidup )
“Terlalu lama dalam
hidup ini dan dalam memberi hidup ini untuk mu”
(
Hidup seseorang yang lama dalam pengabdiannya )
”Shall I compare thee to a summer's day”
Kesimpulan:
Dalam puisi ini di jelaskan
bahwa kesetiaan seseorang yang terlanjur mencintai seseorang dan mengagumi
seseorang yang pada awalnya terlihat keindanhan dan kecantikan yang luar biasa
pada seorang gadis sehingga dia di bandingkan dengan keindahan musim panas yang
di kala terik matahari menyinari dunia ini selalu memberi manfaat bagi orang
lain memberi keindahan bagi yang melihatnya. Namun keindahan itu tidaklah abadi
tidaklah kekal dan juga tidak selalu memberikan manfaat bagi orang banyak, dan
karena itu adakalanya keburukan dan kekurangan yang tampak dari dirinya itu
mendatangkan musibah dan bencana lainnya.
Tetapi dalam puisi ini di
ceritakan tentang seseorang yang sudah terlanjur kagum dan mencintai apalah
daya walaupun ada keburukan di dalam dirinya tidaklah berarti apa-apa untuk
dirinya dan di karenakan manusia tidaklah selalu sempurna adanya.
Dari penjelasan di atas kami
menarik kesimpulan bahwa mencintai, mengagumi, dan memandang baik seseorang
sebaiknya dengan sewajarnya dan sepantasnya dengan akal sehat dan tidak
berlebihan. Karena keindahan tidak ada yang abadi dan ada saatnya sirna seperti
musim panas itu sendiri.