Posted by : Diyon Prayudi Minggu, 03 Mei 2015

Diyon Prayudi, 1B, 1125030076

Shall I compare thee to a summer's day?
Thou art more lovely and more temperate.

Rough winds do shake the darling buds of May,

And summer's lease hath all too short a date.

And often is his gold complexion dimmed;
And every fair from fair sometime declines,
By chance, or nature's changing course untrimmed.

Nor lose possession of that fair thou ow'st
Nor shall death brag thou wand'rest in his shade,
So long as men can breathe or eyes can see,
So long lives this, and this gives life to thee.


Sometime too hot the eye of heaven shines
But thy eternal summer shall not fade
When in eternal lines to time thou grow'st

“Akan ku bandingkan kau dengan sepanjang musim”
( Membandingkan makhluk hidup dengan yang tak hidup )

“Engkau adalah pecinta seni yang bagus dan dengan berkepala dingin”
( Seseorang yang mengerti arti seni )

“Rumput dan angin saling berjabatan kasih sayang dalam may”
( Seorang yang lain pun saling berkasih-sayang )

“Dan musim akan habis pada waktunya”
( Hingga tiba saatnya kematian )

“Terkadang terlalu panas dan terasa silau di mata”
( Tabiat seseorang yang ada kebaikannya dan keburukannya )

“Dan sering terlihat seperti corak emas yang mengecilkan”
( Terkadang sesuatu sifat yang indah tak selalu indah pada wujudnya )

“Dan setiap akhir malam berasal dari malam yang terkadang mundur”
( Sifat tersebut terkadang dapat berubah lebih buruk dari sebelumnya )

“Oleh kesempatan atau perubahan yang alami menunjukan kearah keburukan”
( Seseorang dapat berubah-ubah pendiriannya )

“Tetapi musim keabadian tidak akan mundur”
( Namun keabadian atau kebaikan takkan pernah hilang )

“Maupun kehilangan sesuatu dari pekan engkau”
( Walaupun kehilangan sesuatu yang sangat berharga )

“Meskipun engkau akan mati dengan kesombongan dimana tempat teduh adalah peristrahatan mu”
( Walaupun sehebat apapun seseorang kelak ia akan mati juga )

“Ketika dalam garis keabadian menuju engkau tumbuh besar”
( Dari yang kecil seseorang akan tumbuh )

“Terlalu lama seorang laki-laki bernafas atau mata dapat melihat”
( Terlalu lamanya orang hidup )

“Terlalu lama dalam hidup ini dan dalam memberi hidup ini untuk mu”
( Hidup seseorang yang lama dalam pengabdiannya )

 Shall I compare thee to a summer's day

Kesimpulan:
Dalam puisi ini di jelaskan bahwa kesetiaan seseorang yang terlanjur mencintai seseorang dan mengagumi seseorang yang pada awalnya terlihat keindanhan dan kecantikan yang luar biasa pada seorang gadis sehingga dia di bandingkan dengan keindahan musim panas yang di kala terik matahari menyinari dunia ini selalu memberi manfaat bagi orang lain memberi keindahan bagi yang melihatnya. Namun keindahan itu tidaklah abadi tidaklah kekal dan juga tidak selalu memberikan manfaat bagi orang banyak, dan karena itu adakalanya keburukan dan kekurangan yang tampak dari dirinya itu mendatangkan musibah dan bencana lainnya.

Tetapi dalam puisi ini di ceritakan tentang seseorang yang sudah terlanjur kagum dan mencintai apalah daya walaupun ada keburukan di dalam dirinya tidaklah berarti apa-apa untuk dirinya dan di karenakan manusia tidaklah selalu sempurna adanya.

Dari penjelasan di atas kami menarik kesimpulan bahwa mencintai, mengagumi, dan memandang baik seseorang sebaiknya dengan sewajarnya dan sepantasnya dengan akal sehat dan tidak berlebihan. Karena keindahan tidak ada yang abadi dan ada saatnya sirna seperti musim panas itu sendiri.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Blogger templates

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Diyon Prayudi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -