Posted by : Diyon Prayudi Kamis, 14 April 2016

Polemik birokrasi sedikit banyaknya menghambat kreatifitas mahasiswa–wabilkhusus dalam ranah sastra. Salah satu forum sastra kampus, Forum Lilin Malam yang pada tanggal 26 Maret 2016 lalu genap berusia dua tahun kini kembali menyala untuk menerangi pelosok-pelosok gelap sekitaran kampus UIN Bandung.
“Forum Lilin Malam merupakan komunitas yang harus memiliki komitmen dan kepemilikan” kata Korek (Fakultas Adab,14/04), dan kemudian dilanjut dengan pemaparannya bahwa mau tidak mau sebuah komunitas harus memiliki komitmen dan rasa kepemilikan agar komunitas tersebut tetap dapat bertahan hidup.
Masa-masa sulit yang harus dialami anggota ketika harus membagi waktu dengan urusan birokrasi kampus membuat diskusi rutin mulai redup dan hanya melakukan diskusi-diskusi ringan saja, itu pun hanya di kosan dan bersifat obrolan yang santai. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa komitmen yang dimaksud Korek adalah mampu melewati fase-fase sulit tersebut.
Sebetulnya, nyala lilin sempat terpancar (Kamis, 16/04/15). Sore sekitar pukul 16.00 WIB, komunitas yang telah satu tahun berkecimpung dalam dunia kesusasteraan kampus, mengadakan diskusi hingga menjelang malam. Dan itu pun hanya bertahan hingga awal tahun 2016. Ditambah dengan adanya pergolakan politik yang pasang surut akhirnya memberikan sedikit hambatan dalam ranah berkarya; misalnya saja dalam ruang terbuka yang kini mulai menjadi lahan parkir, jadwal perkuliahan yang masih padat, dan birokrasi kampus yang menghambat perizinan dalam melaksanakan kegiatan kesusasteraan (apresiasi).
Kurang lebih sekitaran empat bulan vakum Forum Lilin Malam terpancar kembali untuk kedua kalinya (Kamis, 14/04/16) dengan jumlah anggota yang bertambah. Anggota terdahulu yang masih bertahan adalah Ilavy Shohavy (Korek/Ketua), Arif Raha, Agam Pratama, Diyon Prayudi, dan Mervin Blanca. Dan ditambah dengan beberapa anggota baru seperti Wanda Anggara, Arnold, Wildan Firdaus, Herdi Herdiansyah dan beberapa nama lainnya yang segera menyusul.
“Kita harus belajar dari kesalahan di masa lalu” ujar kembali Korek, dan dilanjutkan dengan penjelasan bahwa komunitas sastra yang telah berusia dua tahun ini harus lebih dekat lagi dengan masyarakat ketimbang tahun lalu. Dan pemanfaatan media sosial sedikit banyaknya akan menjadi warna-warni perjalanan sastra kampus. Korek pun menegaskan bahwa Forum Lilin Malam harus memiliki landasan yang teoritis (akademik) dan pemahaman yang baik mengenai sastra itu sendiri. (DSP, Kamis, 15/04/16).

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Blogger templates

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Diyon Prayudi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -