- Back to Home »
- Artikel »
- Genre of Mahasiswa
Posted by : Diyon Prayudi
Jumat, 25 September 2015
Mahasiswa merupakan agen of change. Agen perubahan untuk masyarakat sosial. Menurut
buku Bambang Q Anees ‘Nggak Sekadar Ngampus!’ dijelaskan bagaimana mahasiswa
harus menjadi agen perubahan bagi masyarakat luas –ya, setidaknya tidak
untuk bangun siang.
Berdasarkan
definisi atau pengertiannya mahasiswa adalah seseorang yang menjalani proses
pendidikan pada salah satu perguruan tinggi baik swasta atau di lembaga lain.
Dan umumnya mahasiswa adalah seseorang yang memiliki kecerdasan, intelektual
dan tanggap bertindak karena mahasiswa memiliki peranan sebagai agen of change bagi masyarakat.
Menurut
Ayu Pratiwi Ulfah (22) salah satu mahasiswa Sastra Inggris UIN Bandung
mengatakan bahwa mahasiswa adalah siswa yang maha –status yang menyenangkan.
Wah! Benar juga lho. Ternyata mahasiwa bisa juga sebagai status sosial antara
pengangguran dan ikut-ikutan teman untuk kuliah.
Namun pernahkah
kalian ketahui bahwa ternyata ada banyak genre
mahasiswa yang belum kita ketahui. Atau mungkin kita adalah satu penyandang
predikat mahasiswa tersebut?! Wah! Kira-kira kita termasuk nggak yah?! Berikut ulasan
mengenai lima genre mahasiswa:
1.
Mahasiswa
Akademisi
Mahasiswa
akademisi atau bisa disebut mahasiswa pemburu nilai. Kalau dalam istilah Indonesia
yang kebetulan dijadikan sebagai judul film Para Pencari Tuhan (PPT) yang
banyak digemari masyarakat. Ternyata dikalangan terpelajar juga ada MPN –atau
mahasiswa pemburu nilai yang tidak kalah jauh penggemarnya daripada PPT. Dalam ranah
mahasiswa akademisi sebetulnya cukup bagus karena sebagai mahasiswa kita harus
memiliki kompetensi yang memadai –salah satunya nilai matakuliah. Namun bagi
kalangan mahasiswa akademisi yang dipikirkan hanyalah dua huruf saja sepanjang
kehidupan kuliah, kalau bukan A ya B. Sedikit kemungkinan bagi mahasiswa
akademisi ini untuk mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi kampus baik intra maupun ekstra. Dan cenderung sekali bagi mereka mahasiswa akademisi untuk
tidak berpikiran pragmatis.
2.
Mahasiswa
Organisasi
Mahasiswa
organisasi adalah mahasiswa yang memiliki seminimalnya dua kehidupan di dalam
kampus: pertama, kehidupan sebagai mahasiswa untuk segera menuntaskan
perkuliahannya dan mendapatkan gelar sarjana, kedua, kehidupan mahasiswa
sebagai manusia organisator (agen of
change) yakni bagi kalangan mahasiswa yang ikut organisasi –misalnya BEM-J
dan organisasi-organisasi lainnya yang ada dalam perkampusan. Tidak sedikit
bagi mahasiswa organisasi ini kehilangan arah atau menjadi ‘salah fokus’ –terkadang
sulit membedakan yang mana kewajiban dan yang mana sampingan. Rata-rata survey adalah berbanding terbalik yang
menjadi prioritas yakni organisasi –aktif terus di organisasi sampai-sampai
lupa akademisi, lupa tujuan awal jikalau kita ke kampus untuk proses kuliah
menuju sarjana, bukan menuju alumni organisasi.
3.
Mahasiswa
Normal
Mahasiswa
normal adalah mahasiswa yang lulus normal. Mendaftar kuliah kepada perguruan
tinggi yang dimaksud, menjalankan perkuliahan sebagaimana mestinya, mendapatkan
nilai secukupnya, dan menjadi kebanggaan orang tua, kemudian menuntaskan
perkuliahan tepat waktu alias wisuda pada saatnya wisuda. Umumnya mahasiswa
jenis ini sudah tidak aneh lagi karena perjalanannya memang agak sedikit ‘flat’.
4.
Mahasiswa
Berprestasi
Mahasiswa
berprestasi merupakan mahasiswa yang sudah dipastikan memiliki karakter dan
kehidupan ‘round’ karena bagi mahasiswa berprestasi nilai akademik dan
organisasi adalah kepentingan yang sama –kedua-duanya merupakan hal penting
yang harus dijalankan seimbang. Sebagai agen
of change mahasiswa berprestasi melakukan perubahan dan memberikan manfaat
bagi masyarakat, dan juga berlaku adil bagi diri sendiri karena telah
menuntaskan perkuliah sebagaimana mestinya –tentunya menjadi kebanggaan orang
tua. Sebagai mahasiswa berprestasi memang agak sedikit sulit –namun tidak
sedikit juga bagi mereka yang menganggapnya itu tidaklah sulit. Dan mereka bisa
melakukannya.
5.
Mahasiswa
Abadi
Tidak
ada mahasiswa abadi yang kekal –semoga ya guys! Untuk genre mahasiswa yang satu ini sebaiknya dihindari atau pun jangan
sekali-kali mencoba untuk berencana dan menyandang predikat mahasiswa abadi. Mahasiswa
abadi biasanya terjadi karena kehilangan arah dan tujuan. Misal: waktu
awal-awal kuliah kita begitu semangat karena punya pacar cantik, dan berakhir
tragis sebelum wisuda –akhirnya kuliah terbengkalai, atau kita terlalu sibuk
dengan urusan-urusan lain seperti organisasi, main bersama tongkrongan, belum
lagi kalau kita mengambil ‘cuti’ dan akhirnya malas buat ngelanjutin, dan
banyak juga untuk teman-teman mahasiswa abadi yang malu untuk segera
menyelesaikan study-nya karena rekan seangkatan sudah banyak yang diwisuda,
nilai masih banyak yang mengulang –akhirnya minder, malu, dan malu-maluin
keluarga karena setiap pulang ke rumah selalu ditanya ‘kapan wisuda’ dan ‘kapan
menikah’ –terus kita nggak bisa jawab.
Demikianlah ulasan mengenai lima genre mahasiwa –genre of mahasiswa. Pada
hakikatnya mahasiswa adalah agen of
change atau sebagai sosok pembawa perubahan bagi masyarakat karena
kecerdasannya, intelektualnya, dan ide-ide kreatifnya dalam membangun masyarakat
menuju yang lebih baik. Semoga tulisan ini bermanfaat ya gusy!