- Back to Home »
- Essay »
- Pengantar Studi Islam [Resume]
Posted by : Diyon Prayudi
Minggu, 03 Mei 2015
Dosen I : Ujang Suyatman, M.ag
Dosen II :
Teni Sudjatnika, M.ag
Pertemuan : 16 x Pertemuan
Pengenalan Studi Islam
Pendahuluan
mengenai studi islam diantaranya :
Domain
dalam masalah ( Subject Matter )
1. Jenis
Kelamin yang berdadarkan Biologi.
2. Jenis
Kelamin yang berdasarkan Psikologi.
3. Makhluk
Sosial yang berdasarkan Antropologi.
4.
Interaksi yang
berdasarkan Etika dan Hukum.
5. Derajat
manusia dengan tuhan yang berdasarkan Teologi.
Cakupan
Pembahasan Dalam IAI
Kelompok
Dasar
1. Tafsir
H.adits
2. Akidah
( Ilmu Kalam ).
3. Filsafat
Islam.
4. Subtance.
5. Informasi
( Teori-teori ).
6. Metodologi.
Islam dan
Studi Islam
Dari abu Hurairoh “ Seorang anak masuk
agama islam atau non islam berdasarkan ayahnya ( Orang tua ).
Disamping itu ada juga penjelasan di
bawah ini seperti :
1. Matearilisme
/ Sosialisme
a. Evolusi,
Proses peradaban, ilmu dan utopia.
b. Manusia
adalah makhluk Biologis dan Sosial.
c. Masyarakat
manusia adalah “ Civitas Solis “.
2. Mistisme
/ Agama
a. Penciptaan,
Kebudayaan, seni dan moral.
b. Manusia
adalah ruh dan pribadi yang mandiri.
c. Masyarakat
manusia adalah Civitas Dei ( Agama )
3. Materialisme
/ Perjanjian lama / Musa = yahudi
a. Mewujudkan
surga tuhan di muka bumi.
b. Menolak
gagasan keabadian.
c. Kitab
Ya’kub adalah suatu impian keadilan yang harus di realisasikan di sini dan saat
ini.
4. Agama
/ Perjanjian baru / Yesus = Kristen
a. Kau
tidak boleh mengabdi kepada tuhan sekaligus kepada Muhammad.
b. Manusia
akan mendapatkan kebebasan dengan cara menyingkirkan semua yang dapat membatasi
mereka terkurung di dalamnya.
c. Untuk
mendapatkan kebebasan yang lebih besar manusia membangun untuk penjara dirinya
sendiri, memelihara diri dari dosa-dosa dan hasrat-hasrat membiarkan diri
mereka terkurung di dalamnya.
ISALAM = YAHUDI + KRISTEN
Dimensi
ajaran islam
1. Ritual.
2. Mistis.
3. Ideologis.
4. Intelektual.
5. Sosial.
Islam
adalah kapilaritas, materialisme yahudi dan mistisme Kristen yang terwujud
dalam kehidupan manusia yang sempurna ( Fitrah ).
“
Setiap rasional pasti logis dan setiap logika kebeneran itu tidak bisa di lihat
oleh panca indra manusia “. Kemudian aspek-aspek rukun islam selalu berdimensi
ganda kutub vertical dan kutub horizontal , manusia yang dalam pola pikirnya
melampaui sikap Animisme, Dinamisme, Politeisme, dan Monoteisme.
Tauhid
Pengertian
dari tauhid dalam islam dan studi islam adalah :
a. Alam
di tundukan untuk manusia.
b. Misteri
alam di pelajari untuk manfaat manusia.
c. Ilmu
berkembang sehingga manusia mempunyai kemajuan.
Syirik
Pengertiannya
adalah :
a. Manusia
tunduk pada alam.
b. AAlam
selalu menjadi misteri yang tidak terkuak.
c.
Ilmu tidak berkembang
menyebabkan kebodohan dan keterbelakangan.
Ajaran agama
Absolut
yaitu Mutlak benar dan tidak bisa di rubah. Kemudian Relatif yang dapat berubah
dan berkembang dan pendidikan islam pada masa depan harus memberikan bekal
pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat muslim sesuia dengan
perkembangan zaman.
AL-Quran sebagai sumber ajaran
Al-quran
sebagai sumber ajaran berasal dari firman allah swt yang di turunkan kepada
Nabi Muhammad S.A.W dan barang siapa yang membaca dan mendengarkan serta
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari maka itu di sebut sebagai ibadah.
Pengertian
Al-quran adalah “ Membaca dan Menghimpun “.
Al-quran
di turunkan sebagai wahyu allah kepada Muhammad yang di sebut sebagai kitab
suci karena tidak tercampur tangan dengan akal dan pikiran manusia langsung
yang berasal daari allah, dan di turunkan sebagai firman allah.
Sumber-sumber
agama ada 3 ( Tiga ).
1. Al-Quran.
2. Hadits.
3. Ra’yun.
Arti
Al-quran secara harfiah adalah membaca dan secara Metimologi adalah wahyu atau
kalam allah yang di berikan kepada Nabi Muhammad, sedangkan wahyu sendiri
artinya Karomah , Hidayah, dan Ilham.
Fungsi
Al-Quran :
1. Pemisah
antara Hak dan yang Bathil
2. Ajaran
sebagai pedoman manusia
3. Keterangan
dalil yang terprinsip
4. Rahmat
karunia, nikmat hidup rohani dan jasmani
Sedangkan
fungsi Al-Quran untuk kitab yang lain adalah :
1. Sebagai
penyempurna kitab-kitab sebelumnya
2. Sebagai
koreksi kitab-kitab sebelumnya
3. Menguji
kemuliaan kitab-kitab yang lain
Sedangkan
kaitannya Al-Quran dengan akal manusia yaitu manusia akan mencari tuhannya dan
Al-Quran yang memberikan semangat “ Rasional “.
Mukjizat
Al-Quran :
1. Al-Quran
terbukti nyata ada bentuknya
2. Dapat
membaca ramalan-ramalan di dalamnya
3. Dapat
di terima secara Universal
4. Adanya
untuk melemahkan tantangan
5. Kisah-kisah
peristiwa sejarah
Sumber
ajaran islam meliputi sunnah yaitu jalan yang di lalui menurut ideology dan
Al-Quran yang mengajarkan untuk mengikuti tujuan Rasulallah.
Hubungan
Ulumul Qur’an dengan tafsir yaitu ulumul Qur’an yang berupa kumpulan ilmu-ilmu
yang berdasarkan Al-quran sedangkan Tafsir adalah di gunakan untuk pemahaman
dalam mengumpulkan kandungan Al-quran dan ada juga megenai fungsi hadis sebagai
berikut :
1. Hadits
sebagai penjelas Al-quran
2. Menjelaskan
sesuatu yang masih mutlak
3. Di
gunakan untuk menentukan hukum tersendiri
Hadits
Secara
bahasa hadits berarti,
·
Baru, seperti kalimat “
Allah qadim mustahil hadits “
·
Dekat, seperti “
Haditsul ahdi bil islam “
·
Kabar, seperti “
Falya’tu bi hadism mitslihi “
Secara
istilah hadits berarti,
“
Perkataan, perbuatan, dan segala peri-hidup rassulallah S.a.w “.
Pengertian
tersebut identic dengan sunnah ( Jalan
atau Tradisi ).
Dasar-dasar
ketetapan hadits antara lain :
1. Muhammad
di berikan otoritas untuk menjelaskan Al-quran.
2. Muhammad
menjadi tauladan bagi umatnya.
3. Bukti
ketaatan kepada allah.
Hubungan
hadits dengan Al-quran :
1. Bayan
Tafsir yang berarti menerangkan ayat-ayat yang sangat Mujmal dan Misy tarak.
2. Bayan
Taqrir yang berarti memperkokoh dan memperkuat pernyataan Al-quran.
3. Bayan
Taudhih.
Perkembangan Kajian Hadits
Penulisan
dan pembukuan hadits ada dua yaitu :
1. Inisiatif
penulisan timbul pada zaman Umar bin Abd Al-Aziz yaitu khalifah ke-8 dari
dinasti bani Umayyah ( 99-101H ).
2. Kodifikasi
hadits di maksudkan untuk memisahkan secara ketat antara hadits dan bukan
penyeledikan itu melahirkan satu disiplin ilmu tersendiri yaitu “ Musthalah Hadits “ dan dalam ini dapat
di bagi dua seperti, Di Rayatan ( Hadits di terima atau di tolak ), Di Wayatan
( Materi Hadits ).
Cabang-cabang
ilmu hadits yaitu sebagai berikut :
1. Rifatul
Hadits yaitu tentang peringatan hadits
2. Jarhwat
ta’dil yaitu tentang jujur atau tidaknya periwayat
3. Fanil
Mubhamat yaitu tentang tidak nampaknya peran periwayatan
4. Tashif
wa Tarhif yaitu tentang hadits-hadits
yang berubah bentuknya
5. Halil
Hadits yaitu tentang penyakit-penyakit yang menjatuhkan kualitas
6. Gharibil
Hadits yaitu tentang pembahasan kalimat-kalimat sukar dalam hadits
7. Asbahi
Warudil Hadits yaitu tentang sebab timbulnya hadits
8. Talfiqil
Hadits yaitu membahas tentang cara mengumpulkan hadits-hadits yang tampaknya
tidak jelas
Dari
penjelasan di atas dapat di katakana bahwa seleksi hadits ada tiga yaitu , Mustahlal
Hadits ( Matan, Sanad, Rawi ), Maqbul/Mabruhr, dan kemudian Diterima/Ditolak.
Tingkatan
Kitab Hadits :
1. Shahih
yaitu penulisannya di usahakan para penulis hanya untuk menghimpun hadits-hadits
shahih.
2. Sunnah
yaitu terdapat hadits-hadits yang dha’if ( Tidak sampai kepada munkar ) yang
sebagian di jelaskan ke dha’ifannya.
3. Musnad
yaitu menghimpu hadits-hadits yang di dasari tanpa penyaringan yang seksama dan
teliti.
Tingkat
rujukan hadits :
·
Ash-shahih Bukhori
·
Ash-shahih Muslim
·
Ash-Sunnah Abu Dawud
·
Ash-Sunnah Nsa’i
·
Ash-Sunnah Tarmidzi
·
Ash-Sunnah Ibnumajah
·
Al-Muhammad Ahmadi
Ijtihad Sebagai Dinamisastor Ajaran Islam
Secara
bahasa Ijtihad adalah
Pengerahan segala kemampuan dan
kekuatan, “ Pembicaraan mengenai pengerahan segala kemampuan dalam berbagai
aktifitas “. Jadi Ijtihad adalah pekerjaan yang menuntut kemampuan luar biasa,
sulit di laksanakan dan bahkan tidak di senangi.
Secara
istilah dalam lapangan sempit ( Masa Tasyri ) adalah pengerahan segala
kemampuan seorang ahli hukum islam di dalam memperhatikan hukum yang praktis
dari dalil-dalilnya yan terperinci dalam lapangan luas dan pengerahan daya
upaya untuk mencapai maksud.
Tantangan
Dinamika Dalam Ijtihad :
1. Solusi
atas problematika situasi baru yaitu pada sepeninggalnya nabi, perlunya
menerjemahkan ideal islam sebagai Yunis
Prudensi.
2. Aktualisasi
Islam yaitu dalam penerjemahan wahyu sesuai konteks sejarah dalam menata ulang
kehidupan manusia di segala bidang.
3. Interaksi
Agama-agama yaitu membangun toleransi dalam prularitas agama definisi ijtihad
dan fungsi`
Ilmu Tauhid
Pengertian
tauhid menurut Etimologi yaitu “ Wahada, Yuwahidu, Tauhidan “ yang artinya
mengesakan atau menyatakan. Sedangkan menurut Terminologi yaitu “ Pernyataan tentang ke Esa an tuhan dan untuk
ajaran islam berarti mengesakan allah swt “. Formulasi tauhid yaitu “ Tiada
tuhan selain Allah “.
Selain
kepercayaan kepada zat ( Dalam artian Allah dan makhluk ghaib ), ada yang di
sebut dengan Qiyamul binafsihi yang
artinya percaya diri dan ini sangat penting di perlukan seseorang, serta
tentang ke Esa an tuhan ialah meliputi (
Zatnya, Sifatnya, Perbuatannya, Beribadah kepada-Nya ). Proses kerja tuhan
yaitu di atur dengan proses alam sebagai contoh Kalau terasa lapar baiknya makan untuk mengilangkannya, haus dengan
minum dll.
Alam
dan keyakinan agama-agama :
·
Alam Sakral (
Suci-Naturalis )
“
Taoisme, Budhisme Mahayana, Hinduisme dan agama-agama kuno “
Memuat
tentang “ Kualitas alam dan misteri di
anggap tuhan serta Pemujaan terhadap alam “.
·
Alam Tidak Sakral (
Profan-Transendetalis )
“
Budhisme Theravoda, Yudaisme, Kristanitas, dan Islam “
Memuat
tentang ” Alam tidak memiliki kualitas
ketuhanan, Budhisme alam itu jahat dan abadi, Yudaisme dan islam beranggapan
bahwa alam itu fana, dapat menjadi baik dan juga jahat “.
Kebudayaan dan
Peradaban Islam
Definisi kebudayaan menurut bahasa
adalah Budhi ( Sanskerta ) Akal dan Budi,
Culture ( Yunani ) Memelihara, Mengajarkan, Mengolah. Sedangka menurut
istilah adalah kebudayaan merupakan hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Karya meliputi teknologi dan kebendaan,
Rasa meliputi kaidah-kaidah dan nilai-nilai agama, ideologi, dan kesenian, dan
Karya meliputi aplikasi dari karya, rasa dan cipta.
Unsur-unsur Kebudayaan :
1. Sistem
Mata Pencaharian.
2. Sistem
Peralatan dan Teknologi.
3. Sistem
Pengorganisasian Masyarakat.
4. Sistem
Pengetahuan.
5. Sistem
Kesenian dan Sistem Realigi dan Upacara Kerajaan.
Definisi Peradaban di bagi menjadi dua
yaitu,
1. Kebudayaan
yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang sudah lebih tinggi.
2. Kumpulan
seluruh hasil budi daya manusia yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia
baik fisik maupun Non-fisik.
Kebudayaan dan
Peradaban
Peradaban
Islam
Sekumpulan
pandangan tentang kehidupan menurut sudut pandang islam dan kemudian peradaban
manusia yang di ilhami dan di landasi oleh kepercayaan. Intisari peradaban
islam adalah Tauhid, bentuk peradaban islam di tentukan dalam tiga prinsip
dimensi metodologisnya.
1. Kesatuan
yaitu yang berdasarkan Tauhid.
2. Rasionalisme
yaitu yang berdasarkan Masuk akal.
3. Toleransi
yaitu yang berdasarkan Dapat menerima dan di terima.
Islam
dan Kebudayaan di Indonesia
Dalam
kebudayaan islam di Indonesia ada istilah yang di namakan dengan penetrasi
budaya, penetrasi budaya adalah masuknya pengaruh kebudayaan ke dalam buda lainnya,
dan penetrasi terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Penetrasi
Damai ( Penetration pasifique ) yaitu masuknya kebudayaan dengan jalan damai
seperti, masuknya kebudayan hindu.
2. Penetrasi
Kekerasan ( Penetration Violante ) yaitu masuknya kebudayaan dengan jalan
pemaksaan dan merusak seperti, masa penjajahan.
Kebudayaan
di Indonesia di definisikan sebagai seluruh kebudayaan local yang pernah ada
sebelum terbentuknya negara Indonesia yaitu pada tahun 1945. Indonesia juga
mempunyai kebudayaan yang tercipta dari hasil pengaruh kebudayaan islam
diantaranya adalah Nasi tumpeng,
Sungkeman, Tepung Tawar, Peusijeuk. Selamatan, dan Upah-upah ( Manyonggot ),
dan masih banyak lagi.
Perkembangan
Islam di Indonesia
Islam
berkembang di Indonesia melalui banyak cara diantaranya, melalui perdagangan,
kebudayaan, dan ulama yang mendakwah kan islam. Islam datang ke Indonesia tidak
dengan paksaan melainkan dengan cara damai, pengaruh islam di Indonesia
diantaranya :
1. Huruf,
Bahasa, dan Nama-nama Arab.
2. Bangunan
Fisik ( Arsitektur ).
3. Kesusateraan.
4. Kaligrafi
dan Seni rupa.
5. Seni
Musik dan Seni Tari.
6. Dan
yang terakhir adalah Seni dalam berbusana.
Hal
yang sangat signifikan terlihat adalah dalam point terakhir, di Indonesia
banyak wanita yang memakai jilbab ( Berhijab ), banyak laki-laki yang memakai
topi ( Peci ), dan pakaian muslim yang sering di gunakan untuk pekerjaan bagi
seorang muslim yang sudah terlihat jelas pengaruhnya kebudayaan islam bagi
Indonesia.
Contoh
Penyimpangan terhadap Islam
a) Tarub atau janur kuning
b) Upacara Siraman
c) Pecah Kendi
d) Pangkas Rikmo
e) Gendhongan
f) Dodol Dhawet
g) Temu Panggih
h) Penyerahan Cikal
i) Penyerahan Jago Kisoh
j) Tukar Manuk Cengkir Gading
k) Upacara Midodaren
l) Peningsetan.
m) Nyantri, dan lain- lain
Masuknya Islam ke Eropa
Dalam
sejarah ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, tanah Spanyol lebih banyak
dikenal dengan nama Andalusia, yang diambil dari sebutan tanah Semenanjung
Liberia. Julukan Andalusia ini berasal dari kata Vandalusia, yang artinya
negeri bangsa Vandal, karena bagian selatan Semenanjung ini pernah dikuasai
oleh bangsa Vandal sebelum mereka dikalahkan oleh bangsa Gothia Barat pada abad
V. Daerah ini dikuasai oleh Islam setelah penguasa Bani Umayah merebut tanah
Semenanjung ini dari bangsa Gothi Barat pada masa Khalifah Al-Walid ibn Abdul
Malik.
Islam
masuk ke Spanyol (Cordoba) pada tahun 93 H (711 M) melalui jalur Afrika Utara
di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad yang memimpin angkatan perang Islam untuk
membuka Andalusia. Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai
Afrika Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Bani
Umayah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman Khalifah
Abdul Malik (685-705 M). Adapun dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga
pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan
pasukan.
Mereka
adalah Tharif ibn Malik, Thariq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair.
Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu mudah. Hal itu
tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal. Yang dimaksud
dengan faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri
Spanyol sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang Islam, kondisi
sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam keadaan menyedihkan.
Secara politik, wilayah Spanyol terbagi-bagi ke dalam beberapa negeri kecil.
Bersamaan
dengan itu, penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang
dianut oleh penguasa, yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut agama
lain,seperti Yahudi. Penganut agama
Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis
menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia disiksa dan dibunuh secara brutal.
Rakyat dibagi-bagi ke dalam sistem kelas, sehingga, keadaannya diliputi oleh
kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak. Di dalam situasi
seperti itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas dan juru
pembebasnya mereka temukan dari orang Islam..
Perpecahan
dalam negeri Spanyol pun banyak membantu keberhasilan campur tangan Islam di
tahun 711 M. Perpecahan itu amat banyak coraknya dan sudah ada jauh sebelum
kerajaan Gothic berdiri. Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi
masyarakat. Ketika Islam masuk ke Spanyol, ekonomi masyarakat dalam keadaan
lumpuh. Padahal, sewaktu Spanyol berada di bawah pemerintahan Romawi, berkat
kesuburan tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga pertambangan, industri,
dan perdagangan karena didukung oleh sarana transportasi yang baik. Akan
tetapi, setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan Goth, perekonomian
lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun..
Buruknya
kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh
keadaan politik yang kacau.. Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah
suatu kondisi yang terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang, dan para
prajurit Islam yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya.
Para pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu, dan penuh
percaya diri. Mereka pun cakap, berani, dan tabah dalam menghadapi setiap
persoalan. Yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para
tentara Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap
toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum Muslimin itu
menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di sana.
Pengaruh
Islam Spanyol terhadap Eropa
Islam
di Spanyol lebih dari tujuh abad lamanya dan umat Islam telah mencapai
kejayaannya di Spanyol. Banyak kemajuan dan prestasi yang diperoleh umat Islam
di Spanyol, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian dunia, kepada
kemajuan yang lebih kompleks. Islam di Spanyol telah menunjukkan kemajuan pada
bidang ilmu pengetahuan, musik dan seni, bahasa dan sastra, dan kemajuan pada
pembangunan fisik. Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa
menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun
perekonomian dan peradaban antarnegara. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan
bahwa Spanyol berada dibawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan negara-negara
tetangganya, terutama dalam bidang pemikiran dan sains di samping bangunan
fisik. Yang terpenting diantaranya adalah pemikiran Ibn Rusyd [1120-1198 M].
Ibn
Rusyd, melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebasan berpikir. Pengaruh
peradaban Islam, dalam pemikiran Ibn Rusyd, ke Eropa berawal dari banyaknya
pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di universitas-universitas Islam di
Spanyol, seperti universitas Cordova, Seville, Malaga, Granada, dan Salamanca.
Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku karya
ilmuwan-ilmuwan muslim. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah
universitas. Di dalam universitas-universitas itu, yang dijarakannya seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, ilmu
filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak dipelajari adalah pemikiran
al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Rusyd. Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa
yang sudah berlangsung sejak abad ke-12 M,itu menimbulkan gerakan bangkitan
kembali [renaissance] pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.
Berkembangnya
pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan Arab
yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan kembali kedalam bahasa Latin.
Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang sangat
kejam, tetapi ia telah membina gerakan-gerakan penting di Eropa.
Gerakan-gerakan itu adalah: kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik
[renaissance] pada abad ke-14 M yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada
abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17M, dan pencerahan [aufklaerung] pada
abad ke-18.
Sejarah Masuknya Islam ke Amerika Serikat
Para pengamat
kemunculan Islam di Amerika Utara kebanyakan memandang bahwa kedatangan pertama
yang sesungguhnnya orang-orang muslim di Amerika Serikat terjadi pada
pertengahan dan akhir abad ke-19. Dan memang pada saat itulah para imigran
muslim yang pertama terutama dari Timur Tengah mulai datang ke Amerika Utara
dengan maksud untuk memperoleh peruntungan besar ataupun kecil kemudian kembali
ke tanah airnya.
Sebagian kini
para akademisi berpendapat bahwa selama hampir dua abad sebelum perjalanan
Christopher Columbus di tahun 1492 M, orang-orang muslim telah melakukan
pelayaran dari Spanyol dan sebagian pesisir barat laut Afrika ke Amerika Utara
dan Selatan dan sebagian bahkan ikut menjadi awak Columbus. Para penjelajah itu
konon telah menembus sebagian besar wilayah Amerika Selatan dan Utara, bergaul
dan sebagian menikah dengan orang asli Amerika.
Bukti-bukti
yang mendukung pernyataan ini diantara benda-benda peninggalan sejarah
(artefak), tulisan-tulisan dan laporan kisah-kisah para saksi mata. Namun,
masih agak meragukan sehingga teori semacam ini masih berupa dugaan-dugaan
belaka.
Tahun 1492 memiliki arti bersejarah
tak hanya karena perjalanan Columbus. Melainkan karena tahun tersebut
menandakan berakhirnya secara resmi kehadiran Islam di semenanjung Iberia yang
kini dikenal sebagai Spanyol dan Portugal. Setelah menikmati pemerintahan yang
gemilang pada abad ke-9 dan ke-10 di Kordoba, dan menguasai kabilah-kabilah di
Afrika Utara pada abad-abad berikutnya, kaum Muslim melihat kejayaan mereka
semakin merosot. Pada tahun 1474 M pasangan suami istri Fernando dari Aregon
dan Isabela dari Sevilla berhasil menyatukan dua kerajaan yang terpisah. Mereka
dikenal sebagai raja dan ratu Katolik berkat jasa-jasa mereka menyatukan
kembali seluruh Spanyol di bawah agama Kristen. Mereka merampas wilayah
kekuasaan terakhir kaum muslim di Granada pada tahun 1492. semenjak berakhirnya
abad ke-15 orang-orang muslim (sering disebut orang Moor) di semenanjung
Iberia dipaksa memilih satu diantara pilihan yang tak menguntungkan yakni
berpindah ke agama Kristen, imigrasi atau hukuman mati.
Pesebaran muslim di Amerika
Sejarah Islam
di Amerika Serikat bermula sekitar abad ke 16,
dimana Estevánico dari Azamor adalah Muslim pertama yang tercatat
dalam sejarah Amerika Utara. Walau begitu, kebanyakan para peneliti di
dalam mempelajari kedatangan Muslim di AS lebih memfokuskan pada
kedatangan para imigran yang datang dari Timur Tengah pada
akhir abad ke 19. Migrasi Muslim ke AS ini berlangsung dalam periode
yang berbeda, yang sering disebut "gelombang", sekalipun para ahli
tidak selalu sepakat dengan apa yang menyebabkan gelombang ini.
Populasi
Muslim di AS telah meningkat dalam seratus tahun terakhir, dimana sebagain
besar pertumbuhan ini didorong oleh adanya imigran. Pada 2005, banyak orang
dari negara-negara Islam menjadi penduduk AS - hampir 96.000 - setiap tahun dibanding
dua dekade sebelumnya.
Sedangkan
menurut Council on American-Islamic Relations (CAIR) jemaah masjid
Sunni yang diperuntukkan bagi umum di AS berasal dari latar belakang bangsa
yang berbeda: Asia Selatan (33%), Afro
Amerika (30%), Arab (25%),Eropa (2,1%), Amerika kulit putih
(1,6%), Asia Tenggara (1,3%), Karibia(1,2%), Turki
Amerika (1,1%), Iran Amerika (0,7%), dan Hispanik/Latin
(0,6%).
Penyebaran Islam di Amerika
Penjara
bisa jadi adalah penyokong terhadap pertumbuhan Islam di AS. Perkiraan resmi
menyatakan bahwa persentase dari narapidana Muslim adalah sekitar 15-29% dapi
populasi penjara. Diperkirakan, sekitar 80% dari narapidana berpindah agama ke
Islam. Populasi narapidana Muslim telah mencapai 350 ribu jiwa (pada 2003)
dengan pertambahan sekitar 30 ribu hingga 40 ribu setiap tahunnya. Kebanyakan
narapidana yang berpindah ke Islam adalah keturunan Afrika.
Menurut
Dr. Mikhail Waller, golongan Islamis radikal, yang dicurigai oleh pemerintah
AS, menjadi perekrut di dalam penjara untuk menjadikan pengikutnya sebagai
kader demi mendukung mereka dalam usaha-usaha anti Amerika.
Perkembangan Agama Islam di Amerika Serikat
1. Tradisi
Islam yang dibawa komunitas Arab telah mempengaruhi seni arsitektur, seni
grafis, sastra, musik bahkan televisi di AS.Dalam seni arsitektur, Dr. Rashid
yang juga menjadi pengajar tamu di Virginia Theology Seminary ini mencontohkan
beberapa gedung di Amerika yang memiliki gaya arsitektur Islam, termasuk
bangunan gereja, kuil dan bioskop.
2. Masjid adalah
tempat ibadah utama bagi seorang Muslim. Di AS, ada sekitar 1.209 Masjid dimana
yang terbesar adalah Islamic Center of America yang terletak di Dearborn,
Michigan. Dibangun pada 2005, Masjid ini dapat menampung lebih dari
3.000 jamaah yang terus tumbuh di wilayah itu. Hanya kurang dari
100 unit yang benar-benar dari awal dirancang sebagai Masjid, kebanyakan jamaah
Islam di AS pada awalnya beribadah di bangunan-bangunan yang semula didirikan
untuk tujuan lain, seperti bekas stasiun pemadam kebakaran,teater, gudang,
dan toko.Jumlah Masjid terbanyak di AS adalah di negara bagian California,
yakni sekitar 227 unit pada tahun 2001.
3. Pengaruh
seni Islam di bidang musik di AS, menurut Rashid, tidak lepas dari sejarah
perbudakan masa lalu di AS.Ia mengungkapkan, pada masa itu, banyak budak yang
beragama Islam dan masuk Islam begitu sampai di Amerika. Meski menghadapi
budaya yang berbeda di Amerika, para budak itu tetap memiliki "kenangan
budaya" negeri asal mereka yang mereka wujudkan dalam musik, dan
melahirkan berbagai aliran musik seperti musik blues, hip hop dan R&B.
Kehidupan spiritual para budak berupa kebiasaan mereka membaca Quran, yang
memiliki kemiripandalam skala, harmoni dan aspek lainnya dalam musik.
Islam dan Moralitas
Secara
etimologis kata Islam diturunkan dari akar yang sama dengan kata salām yang
berarti “damai”. Kata ‘Muslim’ (sebutan bagi pemeluk agama Islam) juga
berhubungan dengan kata Islām, kata tersebut berarti “orang yang berserah diri
kepada Allah” dalam bahasa Indonesia. Islam adalah agama yang mengimani satu
Tuhan, yaitu Allah SWT. Islam memiliki arti “penyerahan”, atau penyerahan diri
sepenuhnya kepada Tuhan (Allah SWT). Pengikut ajaran Islam dikenal dengan
sebutan Muslim yang berarti “seorang yang tunduk kepada Tuhan”, atau lebih
lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam
mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para Nabi
dan Rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Nabi Muhammad
SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah SWT.Jika
Agama didefinisikan sebagai bagian atau pelengkap aspek kehidupan atas aspek
hidup yang lainnya, maka islam bukanlah agama, islam adalah Dien ( Sistem / Tatanan Hidup ).
Perkembangan Islam di Indonesia
Faktor
Pendukung Islam Cepat Berkembang di Indonesia
1.
Adanya perkawinan antara pedagang Arab, Persia, dan Gujarat dengan penduduk
Indonesia.
2.
Adanya sistem pendidikan pondok pesantren
3.
Gigihnya para da'i atau mubaligh dalam menyebarluaskan Islam
4.
Metode penyampaiannya mengena dihati masyarakat, sebab disesuikan dengan latar
belakang kebudayaan yang dimiliki, misalnya:
a.
Wayang kulit
b.
seni bangunan, dan
c.
seni karawitan/seni gamelan
Karakteristik Islam
Jika
diteliti komponen-komponen bangunannya maka kita dapati saling masuk dan terkait
yang pada akhirnya membentuk satu anyaman yang utuh sempurna. Maka jika kita
lihat dari satu sudut pandang maka Islam itu memiliki karakteristik sebagai
berikut:
a. Dia
itu agama fitrah
b. Dia
itu agama akal
c. Dia
itu agama ilmu dan hikmah
d. Dia
itu agama hati, rasa dan jiwa
Dan
dari sudut pandang yang lain :
a. Dia
adalah agama kesatuan kemanusian, dia adalah Islam yang memanjang dalam
sejarah.
b. Agama
persamaan antara semua manusia.
c. Agama
kebebasan bagi setiap manusia.
d. Satu-satunya
agama untuk manusia.
e. Tasyri’nya
satu untuk semua orang, di negeri Islam yang mukmin dan kafir tunduk kepadanya
tanpa aniaya dan penindasan.
f. Agama
keadilan bagi semua manusia.
Dari
sudut ketiga kita dapati Islam dibangun dengan lima pilar:
a. Syahadat
tauhid dan risalah.
b. Menegakkan
shalat.
c. Membayar
zakat.
d. Puasa
Ramadhan.
e. Haji
ke Ka’bah bagi yang mampu.
Dan
dari arah keempat kita lihat ia tersusun dari tiga wilayah:
a. Aqidah
b. Syari’ah
(ibadah dan muammalah)
c. Akhlaq.
Dari
sudut kelima garis-garis dan arsiteknya nampak jelas sebagai berikut:
a. Mudah
(yusr, suhulah)
b. Pertengahan
(wasathiyah)
c. Jembatannya
menghubungkan dunia dan akhirat.
d. Seimbang
(tarazun) antara aspek jiwa, ruh, akal dan jasad.
e. Seimbang
antara individu dan masyarakat, laki-laki dan perempuan, penguasa dan rakyat
dan lainya.
f. Mudah
ajarannya dan jelas, bebas dari kerumitan falsafi. Seorang badui datang ke
Madinah mengucapkan salam kemudian diajari oleh rasulullah e tentang Islam
hanya dalam satu majlis, lalu beliau mengambil janjinya agar mengamalkannya,
kemudian badui itu berkata: “Saya tidak akan menambah”, maka jawab Rasulullah
e: “dia beruntung jika benar”.
g. Menyeluruh
(syumul, komperhensif) mencakup semua aspek, dia adalah din dan dunya.
h. Relevan
untuk setiap ruang dan waktu, terbuka bagi akal sepanjang masa. Bagi yang
memenuhi syarat ijtihad berhak mempelajari , memahami dan berbicara, dan produk
pemikirannya disebut Fiqih Islam. Dia bukan monopoli satu kelompok namun bukan
pula barang mainan, tidak diizinkan melainkan bagi sebagian akal manusia.
i. Terbagi
menjadi azimah dan rukhshah. Sebagimana dikatakan oleh Muhammad Rasyid Ridha,
maka Ibnu ‘Abbas condong pada sisi rukhshah dan Ibnu Umar condong pada sisi
azimah, sedangkan manusia bertingkat-tingkat dalam kemalasan, keseriusan dan
keseimbangannya. Dia itu cocok untuk badui yang kasar, pemikir besar dan
kelas-kelas manusia diantara keduanya. Dia meliputi zaman onta dan zaman
pesawat ruang angkasa, antara keduanya dan sesudahnya.
j. Dia
adalah agama Syura dan Ijtihad dalam segala bidang, pemahaman pribadi dalam
agama Islam dan kehidupan bukanlah watak Islam.
Begitulah
kompleksitas arsitek bangunan Islam, akan tetapi, semua bentuk, isi dan
bagian-bagiannya terikat kuat. Tidak ada keterputusan atau pembatas-pembatas
diantaranya. Bahkan Islam ini menyatu bagaikan menyatunya air di sungai, hawa
di udara, dan ruh di jasad.
Sesungguhnya
Islam adalah kehidupan dalam dunia ini, untuk alam ini dan untuk manusia yang
dijadikan sebagai khalifah di alam ini.
“Wahai
orang-orang yang beriman jawablah Allah dan rasul-Nya jika Dia mengajakmu
kepada apa yang membuat kamu hidup” (Al-Anfal: 24).
Islam dan Moral
Dalam
Islam terdapat ajaran tentang tatakrama yang begitu baik. Meskipun ada yang
membedakan antara moral dan akhlaq , perbedaannya antara lain dalam sumber atau
rujukan ; akhlaq bersumber dari Al-Qur’an dan Assunah, sedangkan moral tidak
bersumber dari Al-Qur’an dan Assunah. Tatakrama atau tuntunan bertingkah
terdapat dalam Al-Qur’an dan Assunah , Disamping itu , ia tercermin dalam
tujuan Nabi Muhammad SAW diutus menjadi nabi dan rasull. Sebagai diketahui oleh
masyarakat pada umumnya bahwa Nabi Muhammad SAW diutus untuk menjadi Nabi dan
Rasull untuk menyempurnakan Akhlaq, karena Nabi Muhammad SAW bersabda : “Aku
diutus untuk menyempurnakan Akhlaq yang baik”. Berdasarkan hadis tersebut ,
ajaran tentang akhlaq sangat penting untuk dipelajari dan dihayati.
Secara
teoritik , akhlaq dapat dibedakan menjadi dua : akhlaq mulia (al-akhlaq
al-karimah) dan akhlaq tercela (al-akhlaq al-madzmummah). Akhlaq mulia adalah
akhlaq yang sejalan dengan Al-Qur’an dan Assunah , sedangkan akhlaq tercela
adalah akhlaq yang tidak sejalan atau menyimpang dari Al-Qur’an dan Assunah.
Berkenaan
dengan pembagian atau pengelompokan Akhlaqul Karimah dan Akhlaqul Madzmummah
akan disampaikan di bagian pembahasan “Moral Islami”
Definisi Moral
Moral
berasal dari perkataan mores (latin) yang diartikan sebagai kebiasaan atau adat
kebiasaan. Kebiasaan yang baik dalam kehidupan hendaknya senantiasa
menyelaraskan dengan kehidupan yang umum dan universal.
Pendapat
Zakiah Daradjat (1995 : 63), moral adalah :
“
kelakuan yang sesuai dengan ukuran-ukuran (nilai-nilai) masyarakat, yang timbul
dari hati dan bukan paksaan dari luar ,yang disertai pula oleh rasa tanggung
jawab atas kelakuan (tindakan) tersebut. Tindakan itu haruslah mendahulukan
kepentingan umum dari pada keinginan umum dari pada keinginan / kepentingan
pribadi.
Jika
kita padukan definisi tersebut dengan ajaran Islam, maka moral adalah sangat
penting dimana kejujuran, kebenaran, kaedilan dan pengabdian adalah diantara
kita berdasarkan definisi tentang moral, maka definisi itu akan menunjukkan
bahwa moral itu sangat penting ditumbuhkan pada setiap orang dan bangsa. Kalau
moral masyarakat sudah rusak, ketentraman dan kehormatan bangsa itu akan
hilang. Untuk memelihara kelangsungan hidup secara wajar, maka perlu sekali
adanya moral yang baik dan Islam memberikan system nilai dan moral yang
dikehendaki oleh Allah SWT, yang harus diwujudkan dalam perilaku hamba-Nya
dalam masyarakat.
HM.
Arifin (1994 : 139), mendefinisikan tentang sistem nilai dan moral adalah :
“suatu keseluruhan tatanan yang berdiri dari dua atau lebih dari komponen yang
satu sama lainnya saling mempengaruhi atau saling bekerja dalam satu kesatuan
atau keterpaduan yang bulat berorientasi kepada nilai dan moralitas Islam”.
(HM. Arifin, 1994 : 139).
Dengan
adanya system nilai atau system moral yang dijadikan kerangakan acuan yang
menjadi rujukan cara berpikir dan berperilaku lahiriyah dan rohaniyah manusia
muslim adalah nilai dan moralitas yang diajarkan oleh agama islam sebagai wahyu
Allah swt, yang diturunkan kepada utusan-Nya Muhammad saw. Diman nilai dan
moralitas Islami tersebut bersifat menyeluruh, bulat dan terpadu tidak
terpecah-pecah bagian satu dengan yang lainnya berdiri sendiri. Suatu kebulatan
nilai dan moralitas mengandung kaidah atau pedoman yang menjadi landasan segala
amal perbuatan.
Menurut
Al-Ghazali menyebut moral Islam sebagai tingkah laku seseorang yang muncul
secara otomatis berdasarkan kepatuhan dan kepasrahan pada pesan (ketentuan)
Allah Yang Mahauniversal. Seorang Muslim yang bersikap demikian akan
mengarahkan pandangan hidupnya pada spektrum yang luas, tidak berpandangan
sempit ataupun eksklusif. Ia dapat menerima realitas sosial yang beragam dan
memupuk pergaulan dengan berbagai kalangan tanpa membatasi diri dengan sekat
agama, kultur, dan fanatisme kelompok.
Inilah
yang dimaksud dengan firman Allah SWT, ”Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat [49]: 13). Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa
moral Islam adalah takwa itu sendiri. Artinya dengan kekuatan takwanya, seorang
Muslim mampu menanamkan moral Islam di tengah-tengah perbedaan sosial dan
budaya masyarakat secara toleran, demokratis, terbuka, dan tanpa mengklaim
dirinya paling benar.
Ulama
Sufi membagi moral ke dalam tiga jenis, yaitu moral agama, moral undang-undang,
dan moral lingkungan sosial. Dari ketiga jenis moral tersebut, yang paling
dominan adalah moral agama dan menjadi sumber acuan bagi kedua moral yang
lainnya. Itulah sebabnya, ajaran Islam selalu menekankan kepada semua umatnya
agar senantiasa berpegang teguh pada moral Islam.
Sayangnya,
fakta yang terjadi justru sebaliknya. Banyak orang yang tunduk pada selain
moral agama. Dari kalangan penguasa, pengusaha, dan politisi, misalnya, masih
banyak yang tunduk pada tatanan sistem politik yang hegemonik demi keuntungan
pribadi, ketimbang membela rakyat dan masyarakat lemah dari ketertindasan.
Kasus
lainnya, ada seorang agamawan yang dahulunya menjadi panutan masyarakat,
pribadinya baik, tutur katanya lembut, sikapnya sopan, dan tidak pernah lupa
mengenakan simbol-simbol keagamaan, kini justru berubah. Ia tenggelam dalam
dunia kekerasan dan dunia kemewahan setelah menceburkan diri dalam lingkungan
pergaulan yang hedonis.
Sebagai
bangsa yang religius, sepatutnya kita memperkuat moral Islam yang bersifat
universal dengan tetap melestarikan moral sosial dan lingkungan yang
substansinya sejalan dengan moral Islam. Dengan cara demikian, kita berharap
semua bentuk perilaku yang menodai akhlak dan nilai-nilai luhur agama dan
bangsa dapat dieliminir.
Karakteristik Moral
Karakteristik
moral dalam islam ada 7:
1. Moral
beralasan (argumentatif) dan dapat dipahami.
2. Moral
universal yaitu dalai islam akhlak adalah bebas dari segala tendensi rasisme
kebangsaan,kesukuan maupun golongan.
3. Kesesuaian
dengan fitrah.
4. Memperhatikan
realita.
5. Moral
positif.
6. Komprehensifitas.
7. Tawazun
(keseimbangan) dalam moral islam menggabungkan suatu keserasian dan
keharmonisan tanpa sikap berlebihan maupun pengurangan
Islam Sebagai Agama Moral
Moral
Islam adalah moral yang memiki fungsi sebagai “jalan kebenaran” untuk
memperbaiki kehidupan sosial umat manusia. Memahami Islam secara substantif
akan menjadi panduan universal dalam tindakan moral. Memahami Islam tidak hanya
sebatas ritual ibadah saja, tapi perlu juga dimaknai secara lebih luas, yaitu bagaimana
usaha kita menjadikan Islam sebagai panduan moral yang murni.
Islam
hadir ke dalam sebuah masyarakat diatur melalui prinsip-prinsip moral yang
tidak hanya didasarkan oleh iman terhadap kekuasaan Tuhan saja, melainkan
didasarkan pada adat yang dihormati sehingga mampu membentuk nilai-nilai
masyarakat dan struktur moralnya. Islam sangat mempertegas nilai-nilai kebaikan
moral, seperti kesabaran, keramahtamahan, dan kejujuran, yang itu tidak saja
ditujukan kepada keluarga terdekat, tapi juga bagi seluruh umat manusia, baik
bagi anak yatim, fakir, miskin, dan sebagainya.
Memahami
Islam dengan kandungan ajaran moralitasnya perlu dilacak secara historis
bagaimana konstruksi bangunan pemikiran Islam ketika Nabi Muhammad
mengembangkan Islam pada saat itu. Hal ini penting agar kita mampu menangkap
pesan-pesan moralitas Islam dengan baik. Karena, oleh sebagian besar masyarakat
Muslim, konstruksi pemahaman tentang Islam selalu dirujuk pada produk aturan
syariat yang didirikan Nabi pada saat beliau sudah menetap di kota Madinah.
Kita sering melupakan prosesi sejarah di mana Islam sebenarnya terkonstruksi
melalui sebuah proses yang bertahap dan disesuaikan dengan konteks zaman pada
saat itu. Karakter Islam yang terbangun dalam Misi Pertama adalah ajaran-ajaran
yang bernuansa universal, substantif, penuh dengan semangat perlindungan HAM,
semangat egaliter, dan bercirikan sistem yang demokratis. Sedangkan Islam pada
masa Misi Kedua sudah menjadi bangunan keislaman yang cenderung mapan,
berorientasi penuh ke dalam (in wordly), dan penuh dengan aturan-aturan
“syariat” kolektif.
Nabi
Muhammad SAW adalah utusan bagi Misi Pertama dan juga diutus untuk Misi Kedua.
Allah SWT telah menjelaskan secara detil Misi Pertama dan memberikan secara
global Misi Kedua. Untuk memahami Misi Kedua secara terinci dibutuhkan
pemahaman baru terhadap Al-Qur’an. Namun, Thaha memberikan catatan bahwa pada
dasarnya Al-Qur’an itu tidak mungkin dijelaskan secara final. Islam tidak
mungkin selesai. Perjalanan Islam adalah perjalanan secara terus-menerus, tidak
mengenal akhir dari proses pencarian. Oleh karena itu, menjalankan Al-Qur’an
dalam bingkai Islam berarti melakukan perjalanan menuju Allah secara
terus-menerus. Agar bisa menangkap pesan wahyu dan realitas yang tengah diamati
maka perlu menyertakan upaya kontekstualiasi pemaknaan secara dinamis. Oleh
karena itu, melalui penjelasan Thaha tersebut kita bisa memahami bahwa
ajaran-ajaran moral atau etika Islam sebagian besar telah ada dalam konstruksi
Islam pada masa Mekkah.
Moral Islami dan Moral Non-Islam
Yang
dimaksud dengan Moral Islami adalah suatu moral yang lahir karena kepatuhan dan
kepasrahan pada pesan (ketentuan) Alloh yang maha Universal, sebagaimana yang
dikatakan oleh Al-Ghazali. Sedangkan Moral non islami adalah suatu moral yang
lahir karena ketaatan dan kepatuhan terhadap hawa nafsu, suatu sikap atau
tindakan yang menyimpang dari aturan Islam (Al-Qur’an dan Assunah). (boleh
ditambahkan). Berikut adalah pengelompokan Moral / Akhlaq Islami dan non Islami
:
Moral / Akhlaq Islami
1. Menyelamatkan
Muslim lain.
2. Menunaikan
Janji.
3. Membersihkan
kotoran dari jalan.
4. Berbuat
baik pada kedua orang tua.
5. Berbuat
baik pada tetangga.
6. Membunuh
jiwa yang diharamkan oleh Alloh, kecuali dengan suatu sebab yang benar.
7. Menyempurnakan
takaran atau timbangan dengan adil.
8. Besilaturahmi
pada sesama sodara muslim.
Moral / Akhlaq non Islami
1. Sombong.
2. Riya.
3. Iri.
4. Dengki.
5. Munafik.
6. Berbuat
kerusakan di muka bumi.
7. Menghardik
dan memakan anak yatim.
8. Durhaka
pada orang tua.
Islam dan Emansipasi Wanita
Kedudukan
Perempuan dalam Hukum Islam
Secara
etimologis kata “Islam” berasal dari bahasa Arab: salima yang artinya selamat.
Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan
patuh. Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam,dan pemeluknya disebut
Muslim. Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap
patuh pada ajaran-Nya .
Islam
juga telah mengabadikan nama wanita yang dalam bahasa Arab An-nisa ke dalam
salah satu surat dalam Al-quran, ini menunjukkan besarnya kedudukan wanita di
dalam agama. Siapapun tahu bahwa wanita diciptakan Allah penuh kelembutan,
halus, dan peka terhadap keadaan lingkungannya. Keberadaan kaum wanita di
tengah-tengah masyarakat Islam itu mempunyai citra dan warna tersendiri.
Sebagai gadis yang suci, mereka dijaga oleh kaum laki-laki karena dipandang
salah satu bagian penting dari hidupnya. Sebagai isteri, mereka senantiasa
mendapat perlindungan dari suaminya. Sebagai kakak atau adik, dihormati oleh
saudara laki-lakinya. Islam telah lebih dahulu mengangkat derajat wanita dari
masa pencampakan wanita di era jahiliah ke masa kemuliaan wanita.
Hak Asasi Wanita dalam Perspektif Islam.
Hidup
di zaman modern seperti ini wanita berhak mengekspresikan keinginannya, kini
kita hidup di zaman kontroversi dimana segala sesuatu dapat dengan mudah
diperdebatkan, karna pastinya ada pro, dan kontranya. Bahkan kebenaran yang
mutlak, yang datang dari Allah dan Rasulnya pun terkadang masih dip erdebatkan.
Wanita muslimah memiliki identitas diri yang sangat jelas, ia memiliki
life-style nya sendiri untuk memgimplementasikan segala sesuatu yang menurutnya
baik, masuk akal, dan tidak melanggar nila-nilai Islam.
Islam
memiliki perspektif untuk menanggapi hak
asai manusia khususnya wanita. Islam sangat rapih dalam mengatur segala sesuatu
yang berhubungan dengan hak wanita. Sudah di kemukakan, bahwa ketika datangnya
Islam, wanita sudah lebih di hargai. Wanita memiliki porsi untuk berbicara,
wanita memiliki hak untuk dilindungi, wanita bisa dengan mudah melakukan segala
sesuatu positif yang bisa bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Kembali kita
flashback, dahulu wanita hanya dijadikan sesuatu yang dapat dipermainkan, hanya
menjadi budak tanpa ada sedikitpun porsi bagi mereka untuk melakukan sesuatu
yang bermanfaat bagi dirinya.
Ada beberapa gambaran mengenai hak-hak wanita.
1. Hak
untuk hidup
...dan
janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)... (QS.
Al-An'am : 151).
2. Hak
mendapatkan kemuliaan kemanusiaan
Dan
sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan
dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan. (QS. Al-Isra' : 70).
3. Hak
kesetaraan dengan pria dalam hal balasan amal/pekerjaan baik di dunia maupun
akhirat.
Barangsiapa
yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang
yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya
walau sedikitpun (QS. An-Nisa' : 124).
4. Hak
mecngemukakan pendapat dan musyawarah
Sesungguhnya
Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu
tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar
soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat (QS. Al-Mujadilah : 1).
5. Hak-hak
Ekonomi
Syariat
Islam telah memberikan hak-hak ekonomi kepada perempuan dengan memberikan hak
kepemilikan dan pengelolaan. Islam memberikan keb
ebasan
kepada perempuan untuk mengelola dan mengatur urusannya dalam hal harta,
perdagangan, dan lainnya. Perempuan memiliki hak untuk melakukan akad jual
beli, persewaan, perserikatan, dan sebagainya. Bahkan perempuan juga berhak
untuk menentukan besaran mahar yang akan diterima dari suaminya.
6. Hak-hak
Sosial dan Pendidikan
ü Mendapatkan
perlakuan baik; baik sebagai saudari, anak, ibu, istri, atau nenek.
ü Hak
mendapatkan pendidikan dan pengajaran.
ü Hak
memilih suami.
ü Hak
untuk meminta cerai (talak) jika ada alasan yang diizinkan syariat.
ü Hak
mendapatkan nafkah.
ü Hak
mendapatkan warisan.
ü Hak
mendapatkan mahar.
ü Hak
beraktifitas/bekerja.
Islam dan Toleransi
Agama-agama
Pengertian
Toleransi
Dalam
buku “On Toleration”, karangan Michael Walzer, dipaparkan mengenai konsep
toleransi secara filosofis, bahwa Toleransi akan selalu dan penting
dipergunakan ketika kita dihadapi dalam situasi atau kondisi dimana kita
berhadapan dengan orang lain atau kelompok yang berbeda dari kita.
Karakter/Posisi
Toleransi
Toleransi/toleran dalam pengertian seperti itu terkadang
menjadi sesuatu yang sangat berat bagi pribadi-pribadi yang belum menyadarinya.
Padahal perkara tersebut bukan mengakibatkan kerugian pribadi, bahkan
sebaliknya akan membawa makna besar dalam kehidupan bersama dalam segala
bidang, apalagi dalam domain kehidupan beragama. Toleran dalam kehidupan
beragama menjadi sangat mutlak adanya, dengan eksisnya berbagai agama samawi
maupun agama ardli dalam kehidupan umat manusia ini.
Dalam kaitan ini Tuhan telah mengingatkan kepada umat manusia
dengan pesan yang bersifat universal, dalam Q.S. 42 A. 13: “Dia telah
mensyariatkan bagi kamu tentang agama, apa yang telah diwasiatkan kepada Nuh,
dan apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan apa yang telah diwahyukan
kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu
berpecah-belah dalam urusan agama.”
Pesan universal ini merupakan pesan kepada segenap umat
manusia tidak terkecuali, yang intinya dalam menjalankan agama harus menjauhi
perpecahan antarumat beragama maupun sesama umat beragama. Pesan dari langit
ini menghendaki umat manusia itu memeluk dan menegakkan agama, karena Tuhan
sang Pencipta alam semesta ini telah menciptakan agama-agama untuk umat
manusia, kehendak-Nya hanyalah jangan berpecah-belah dalam beragama maupun atas
nama agama.
Toleransi Islam dan Barat
Pertama, yaitu konsep ushul-furu’, sebuah konsep yang telah sangat
masyhur dalam kajian Islam. Dalam konsep ini kaum muslim didudukan kapan boleh
untuk bertoleransi dan kapan untuk tidak. Untuk masalah ushul (dasar) -menurut
pemahaman Islam- umat Islam tidak dapat mentolerir. Sebaliknya untuk masalah
furu’ (cabang) toleransi justru mesti dikedepankan dengan tetap berpegang pada
dalil terkuat.
Kedua,
dari sudut historis, krisis toleransi –ditandai dengan munculnya sikap tak
toleran- yang pertama kali terjadi dalam sejarah Islam berlangsung bukan pada
saat penguasa melakukan abuse of power, seperti yang tampak dilakukan oleh Abu
Bakar Ash-Shiddiq ketika memerangi kelompok yang mengingkari kewajiban zakat.
Abu Bakar tidak berada pada posisi abusing. Dengan demikian dapat dibaca bahwa
sejatinya dalam sejarah Islam krisis toleransi tidak dipicu oleh
kesewenang-wenangan penguasa atau institusi agama. Justru yang terjadi adalah
sebaliknya, krisis dipicu oleh pihak-pihak, yang dapat dikatakan, telah
menyeleweng dan melakukan kesewenang-wenangan terhadap Islam.
Demikian resume ini saya buat untuk tugas Pengantar Studi Islam, kurang
lebihnya saya mohon maaf bila banyak terdapat kesalahan dan mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi yang membacanya.
…….Terima kasih…….