- Back to Home »
- Essay »
- Kenakalan Remaja [PAPER] : 1B
Posted by : Diyon Prayudi
Minggu, 03 Mei 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan
segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami
kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan
berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik
positif maupun negatif.
Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi
tinggi. Ini karena manusia memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh
terbesar diantara semua makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah
pengukuran yang mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh manusia
memang memberikan petunjuk dari segi intelektual relatif.
Manusia atau orang dapat diartikan dari sudut
pandang yang berbeda-beda, baik itu
menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran.
secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens (bahasa latin
untuk manusia) yang merupakan sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki
pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan
tindakan-tindakan yang akan diambil. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial
yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat
tinggalnya.
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dari
makhluk lainnya, karena manusia di beri akal dan pikiran oleh Sang Pencipta.
Ada beberapa tingkatan manusia secara biologis, yaitu proses kehidupan manusia
dari mulai di tiupkannya ruh oleh Sang Pencipta ke dalam rahim seorang ibu dan
kemudian lahir ke dunia sebagai bayi yang lucu, kemudian tumbuh menjadi balita,
dari balita tumbuh menjadi anak-anak, dari anak-anak tumbuh menjadi remaja,
dari remaja tumbuh menjadi orang dewasa, kemudian menikah, mempunyai anak,
kemudian mempunyai cucu dan hingga pada akhirnya tiba saatnya kematian atau
ajal datang menjemput.
Dari semua proses mengenai manusia, masa remaja
adalah masa yang sangat rentan sekali terhadap tindakan-tindakan yang kurang
baik yang seringkali terjadi, dan memang tak heran saat masa remaja dapat di
sebut juga dengan masa peralihan dan seringkali mengalami kelabilan karena
mereka masih mencari jati diri mereka masing-masing, dan belum mempunyai
pendirian yang kokoh.. Karena labil inilah yang nantinya akan menimbulkan
kenakalan-kenakalan pada remaja, seperti
melawan kepada orang tua, karena selalu ingin tahu akhirnya
mencoba-coba memakai narkoba, kemudian
karena pengaruh lingkungan akhirnya banyak remaja yang minum-minuman keras,
merokok belum pada waktunya alias merokok di kalangan berseragam sekolah dan
sangat di sayangkan apabila hal demikian remaja yang harusnya menjadi kebanggan negara malah
menjadi bobrok moral dengan kelakuannya. Lalu apa yang di harapkan jika remaja yang
selalu ribut tawuran dengan sesama pelajar, remaja yang sudah tidak malu lagi
dalam berpacaran hingga berani melakukan hubungan suami istri sebelum sah
menikah, yang pada akhirnya sekolah terhambat, kehidupan sulit tidak mempunyai
penghasilan dan itu semua di sebabkan karena hubungan seks bebas dan berujung
pada kehamilan. Selain itu maraknya berita tentang aborsi yang saya lihat di
televisi, banyak di Koran-koran mengenai berita aborsi, dan yang paling tragis
adalah semua itu hampir 70% di lakukan oleh remaja.
Sungguh ironi memang remaja yang seharusnya menjadi
contoh yang baik karena mereka belajar di sekolah, di perguruan tinggi, sudah
seharusnya ilmu-ilmu yang di dapatkan di berikan realisasinya di kalangan
masyarakat. Disamping itu, remaja juga adalah perangkat yang sangat penting
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara karena jika remaja sebagai penerus
generasi rusak siapa lagi yang di harapkan untuk menjadi pemimpin negeri ini di
kemudian hari.
Maka dari itu saya mengajak kepada seluruh remaja
agar sadar diri bahwa pada dasarnya kita remaja adalah penentu masa depan, kita
remaja adalah harapan di masa depan, kita remaja adalah orang yang selalu
menghormati orang yang lebih tua, kita remaja adalah remaja yang bebas dari
narkoba, kita remaja adalah remaja yang bebas dari pergaulan seks bebas. Kita
tidak akan pernah mengetahui kenapa kenakalan itu dapat terjadi jika kita tidak
mencari tahu dan mencegah hal yang serupa agar tidak terjadi pada anak-anak
kita dan saudara-saudara kita.
B. Rumusan Masalah
1.
Pengertian Remaja
2.
Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Remaja
3.
Pengaruh Lingkungan
4.
Macam-macam Kenakalan Remaja
5.
Cara Mengatasi Kenakalan Remaja
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolesence yang
berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti
yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan
fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas
karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Seperti yang dikemukakan oleh Calon dalam ( Monks, dkk 1990) bahwa “ Masa
remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja
belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak”.
Borring E.G. dalam ( Hurlock, 1990 ) mengatakan
bahwa “ Masa remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam
masa transisi dari anak-anak kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan
yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa”. Sedangkan Monks, dkk
dalam ( Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa “ Masa remaja suatu masa disaat
individu berkembang dari pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual,
mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak menjadi
dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh
pada keadaan yang mandiri”.
Neidahart dalam ( Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa “
Masa remaja merupakan masa peralihan dan ketergantungan pada masa anak-anak kemasa
dewasa, dan pada masa ini remaja dituntut untuk mandiri”. Pendapat ini hampir
sama dengan yang dikemukakan oleh Ottorank dalam ( Hurlock, 1990 ) bahwa “ Masa
remaja merupakan masa perubahan yang drastis dari keadaan tergantung menjadi
keadaan mandiri”, bahkan Daradjat dalam ( Hurlock, 1990 ) mengatakan “ Masa
remaja adalah masa dimana munculnya berbagai kebutuhan dan emosi serta
tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fikir yang
matang”.
Erikson dalam ( Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa “
Masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah identitas – ego remaja.
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya
dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha mencari perasaan kesinambungan
dan kesamaan baru para remaja harus memperjuangkan kembali dan seseorang akan
siap menempatkan idola dan ideal seseorang sebagai pembimbing dalam mencapai
identitas akhir”.
Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah
dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah
individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa
dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik,
psikis dan sosial.
Menurut saya masa remaja adalah masa dimana seseorang
mulai berubah dari segi fisik, pola berfikir dan memiliki rasa selalu ingin
tahu dan tidak pernah puas akan sesuatu yang pernah dia dapatkan.
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu
mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan
baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah.
Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial,
yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan
sosial.
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan
manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas.
Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi
valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia
pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada
awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun
mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia
sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang
dewasa.
Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa,
meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi. Berbeda dengan balita
yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki
pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi
bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain
waktu mereka dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa.
Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai
tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu
tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun
satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring
dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka.
2. Perkembangan Jiwa
Keagamaan pada Remaja
Agama merupakan salah satu media yang sangat
berperan penting dalam perkembangan remaja, karena agama adalah sarana untuk
mendidik kejiwaan manusia termasuk remaja, dan agama juga sebagai alat atau
media penenang jiwa. Mengapa demikian?, karena dengan dekatnya manusia kepada
agama, maka hubungan batin antara hamba dengan tuhannya semakin bertambah dan
apabila itu terjadi maka untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai norma-norma
agama perlu pemikiran terlebih dahulu sebelum melakuka perbuatan itu. Dalam
pembagian tahap perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki tahap
progesif. Dalam pembagian yang agak terurai masa remaja mencakup masa :
Juvenilitas ( adolescantium ), pubertas dan nubilitas.Sejalan dengan
perkembangan jasmani dan rohaninya, maka agama dan para remaja turut di
pemgaruhi perkembangan itu. Maksudnya penghayatan para remaja terhadap ajaran
agam dan tindakan keagamaan yang tampak pada para remaja banyak berkaitan
dengan faktor perkembangan tersebut ( Jalaluddin:1995:72 ).
Terlebih sebagian remaja yang menganggap kecil
terhadap masalah agama, seperti shalat, puasa ramadhan, dan mengaji. Banyak
remaja yang pada masa kecilnya rajin sekali mengaji tetapi ketika meranjak
remaja malah menurun keimanannya, malah beranggapan mengaji itu hal yang kuno
dan kolot, salah satu bentuk keperihatinan yang mendera remaja adalah
menyepelekan shalat. Kemalasan melakukan ibadah lima waktu tersebut seakan
telah menjadi hal yang biasa. Wah, kalo begini bisa-bisa keimanan kita runtuh.
Ibarat bangunan, shalat adalah tiangnya agama atau keimanan diri kita. Kekuatan
bangunan sangat bergantung pada tiangnya. Jika tiangnya kokoh, maka kuatlah
bangunan itu. Sebaliknya, bila tiangnya lemah, maka hancurlah bangunan tersebut
( Nugraha:2010:6 ).
3. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan adalah suatu media dimana makhuk hidup
tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas
yang terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang
menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks.
Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik
dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa
teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di
sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta
hewan-hewan yang ada disekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja
kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada
disekitar.
Selain lingkungan yang menjadi faktor adalah budaya
atau kebiasaan, kebiasaan ini terkadang cenderung membawa ke arah sisi negatif,
sebelum kita lebih jauh membicarakan sisi negatif dari lingkungan dan
kebudayaan yang ada di masyarakat pengertian dari kebudayaan itu sendiri,
Peurseun ( 1988:5 ) mengatakan bahwa
“
Usaha pembangunan dan modernisasi kita telah menghadapkan kita secara langsung
dengan masalah kebudayaan Indonesia dan dengan proses kebudayaan kita
memperbaharui diri dalam kita menjawab tantangan-tantangan kehidupan modern.
Penghadapan itu telah menimbulkan suatu diskusi yang sangat penting di kalangan
umum tentang perlunya kita untuk mempertahankan keperibadian kita dalam menghadapi
perobahan-perobahan social yang sangat luas dan mendalam sekarang ini, serta
dalam menghadapi berbagai bentuk, termasuk gaya hidup, pola konsumsi,
tekhnologi dan ilmu pengetahuan serta
impact komunikasi massa. Di samping itu disadari bahwa karena di dalam
masyarakat yang pluralitas kita ini, baik di lihat dari sudut suku bangsa,
golongan agama dan daerah, di mana golongan-golongan yang ada tidak sama
kemampuan dan kecepatannya untuk menyesuaikan diri dan memanfaatkan
kesempatan-kesempatan baru atau untuk membela diri terhadap aspek-aspek
negatifnya, masalah persatuan bangsa merupakan suatu masalah yang terus menerus
memerlukan perhatian dan usaha yang efektif. Maka segala aspek ini bertemu
dalam usaha untuk merumuskan suatu strategi kebudayaan yang mampu membimbing
proses modernisasi dan pembangunan sehingga menjaga dan memperkuat keperibadian
nasional, konstinuitas kebudayaan, dan kemampuan kita untuk berdiri di atas
kaki sendiri, sekaligus dengan memperkuat kesatuan nasional”.
Jadi
jelas bahwa kebudayaan dan lingkungan berpengaruh terhadap remaja, terutama
dalam masalah kenakalan remaja. Karena hidup di zaman modern seperti sekarang
sangatlah sulit untuk mempertahankan pendirian menjadi orang yang baik dan
menjawab semua tantangan-tantangan yang ada dalam problematika kehidupan di
zaman yang bisa di katakan zaman edan ini. Dan biasanya masyarakat itu
kehidupannya tergantung pada lingkungan dimana mereka tinggal, dan karakter
seseorang dapat di pengaruh dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada pada wilayah
tertentu. Seperti contoh lingkungan Jakarta dengan lingkungan Pedesaan, kita
dapat lihat tingkat criminal yang terjadi domina terlihat di Jakarta, kenapa?,
karena hidup di Jakarta lebih sulit ketimbang hidup di desa, karena hidup di
kota semuanya serba saling menjatuhkan karena memang lingkungan sekali lagi
yang mempengaruhi.
4. Macam-macam
Kenakalan Remaja
4.1
Remaja dan Rokok
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu
pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat
memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan
dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya.
Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif
bagi tubuh penghisapnya.
Beberapa motivasi yang melatar belakangi seseorang
merokok adalah untuk mendapat pengakuan, untuk menghilangkan kekecewaan, dan
menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma. Hal ini sejalan dengan
kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan
orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat
tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata
4.2
Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja
Maraknya narkotika dan obat-obatan terlarang telah
banyak mempengaruhi mental dan sekaligus pendidikan bagi para pelajar saat ini.
Masa depan bangsa yang besar ini bergantung sepenuhnya pada upaya pembebasan
kaum muda dari bahaya narkoba. Narkoba telah menyentuh lingkaran yang semakin
dekat dengan kita semua. Teman dan saudara kita mulai terjerat oleh narkoba
yang sering kali dapat mematikan. Sebagai makhluk Tuhan yang kian dewasa,
seharusnya kita senantiasa berfikir jernih untuk menghadapi globalisasi
teknologi dan globalisasi yang berdampak langsung pada keluarga dan remaja penerus
bangsa khususnya. Kita harus memerangi kesia-siaan yang di akibatkan oleh
narkoba.
4.3
Tentang Prilaku Seks Bebas di Kalangan Remaja
Menurut data hasil survey KPAI, sebanyak 32 persen
remaja usia 14-18 tahun di Jakarta, Surabaya, dan Bandung pernah berhubungan
seks. Salah satu pemicunya, muatan pornografi yang diakses via internet. Kepada
remaja, jangan pernah menulis sejarah dengan tinta benci dendam di atas halaman
putih ketulusan orangtua.
Fakta lainnya, sekitar 21,2 persen remaja putri di
Indonesia pernah melakukan aborsi. Selebihnya, separuh remaja wanita mengaku
pernah bercumbu. Survei KPAI juga menyebutkan, 97 persen perilaku seks remaja
diilhami pornografi di internet. Dunia internet adalah dunia yang menyebarkan
"kebohongan yang positif", termasuk soal seks.
Di Jakarta, menurut Riset Strategi Nasional
Kesehatan Remaja yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Survei yang
dilakukan BKKBN menyebutkan 5,3 persen pelajar SMA di Jakarta pernah
berhubungan seks. Dan 63 persen remaja di beberapa kota besar di Indonesia
telah melakukan seks pra nikah. Dari hasil survei yang dilakukan Annisa
Foundation ditemukan 42,3 persen remaja SMP dan SMA di Cianjur, Jawa Barat,
pernah berhubungan seks.
Tentang seks pranikah, dr Boy Abidin, Sp.OG, dari
Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, mengatakan, ancaman nyata adalah
kehamilan di luar nikah serta aborsi yang tidak aman. "Mayoritas remaja
percaya hubungan seks yang dilakukan satu kali tidak menyebabkan kehamilan,
padahal faktanya tidak demikian," katanya.
"Sejak dini remaja perlu dibekali dengan
informasi yang benar tentang tubuhnya, seksualitas, dan organ reproduksi,"
tuturnya. Kenyataannya, pengetahuan remaja mengenai metode kontrasepsi dan
hubungan seks yang aman dinilai masih pas-pasan bahkan rendah. Wow, ayah dan
ibu silakan meratap karena berakhir sudah kebohongan yang dibangun dari dunia
bisik-bisik malam kelam.Survei internasional yang dilakukan Bayer Healthcare
Pharmaceutical terhadap 6.000 remaja di 26 negara mengungkapkan, ada
peningkatan jumlah remaja yang melakukan seks tidak aman.
5. Cara Mengatasi
Kenakalan Remaja
Lebih baik mencegah daripada mengobati, kata-kata
itu yang pernah kita dengar dalam kehidupan. Pencegahan terjadinya kenakalan
remaja sebenarnya bisa di lakukan dan bukan hal yang tidak mungkin untuk di
lakukan.
Dengan usaha pembinaan yang terarah para remaja akan
mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimabangan diri akan dicapai dimana
tercipta hubungan yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi. Pikiran yang
sehat akan mengarahkan mereka ke perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung
jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan
masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus
dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkahlaku para remaja.
Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog
sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Sarana pendidikan lainya
mengambil peranan penting dalam pembentukan pribadi yang wajar dengan mental
yang sehat dan kuat. Misalnya kepramukaan, dan yang lainnya.
Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja
dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan
tingkahlaku remaja di rumah dan di sekolah. Pemberian bimbingan terhadap remaja
tersebut bertujuan menambah pengertian remaja mengenai:
a.
Pengenalan diri sendiri: menilai diri sendiri dan hubungan dengan orang lain.
b.
Penyesuaiam diri: mengenal dan menerima tuntutan dan menyesuaikan diri dengan
tuntutan tersebut.
c.
Orientasi diri: mengarahkan pribadi remaja ke arah pembatasan antara diri
pribadi dan sikap sosial dengan penekanan pada penyadaran nilai-nilai sosial,
moral dan etik.
Selain melalui cara di atas, ada cara lain yang
lebih dekat lagi dengan diri sendiri, yaitu selalu berusaha berfikir positip.
Berfikir positif adalah kebiaasaan yang baik untuk membangun karakter seseorang
menjadi lebih baik, selain itu juga berfikir positif akan membawa remaja kepada
pendewasaan diri.
Namun berfikir positif tidaklah semudah membalikan
telapak tangan, ada saja cobaan yang datang menghantui remaja, hal itu di
sebabkan pada penjelasan saya di atas tentang kelabilan remaja yang menjadikan
remaja terjerumus dengan kenakalan remaja. Biasanya remaja selalu menghadapi
masalah dan menanggapinya dengan pandangan yang pesimis dan negatif, faktor
utama yang membuat seorang remaja mepunyai pemikiran negatif adalah pengaruh
pergaulan yang tidak baik. Budaya berkelompok dan ikut-ikutan dalam dunia
remaja sudah menjadi ciri sebagian remaja. Padahal, hanya karena faktor
tersebut seorang remaja dapat terjerumus pada jurang menganga yang akan
menjauhkan dia dari hidup yang islami ( Nugraha:2010:26 ).
Selain keterangan di atas, masih banyak
kegiatan-kegiatan lain yang dapat mencegah dari kenakalan remaja, kembali lagi
pada diri masing-masing, jika kita menyikapi sesuatu itu dengan senyuman dan
keihklasan, maka semua itu akan terasa mudah dan kita menjadi pribadi yang
lebih baik. Bukan menjadi beban masalah, tetapi remaja menjadi sumber tenaga
bagi lingkungan masyarakat hingga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
BAB III
SIMPULAN
Manusia adalah makhluk sosial sekaligus makhluk
individu, sosial apabila bila berada di posisi kalangan masyarakat, dan sebagai
makhluk individu ketika berhubungan langsung dengan sang pencipta. Di samping
itu manusia juga makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaan
tuhan lainnya, karena manusia di bekali akal dan pikiran yang dapat di gunakan
untuk berfikir, memikirkan sesuatu untuk dirinya atau untuk orang lain dan hal
itu juga yang menjadikan manusia lebih tinggi derajatnya di muka bumi ini, dan
dalam agama islam manusia adalah sebagai khalifah di muka bumi ini.
Dalam tahapan kehidupan manusia ada suatu proses,
dimana proses ini adalah proses kehidupan manusia dari alam ruh ( Sang Pencipta
), sampai kembali lagi kepada-Nya. Tahapan-tahapan itu adalah dalam masa
kandungan, kemudian lahir menjadi seorang bayi, kemudian tumbuh menjadi seorang
balita, dari balita menjadi anak-anak, dari anak-anak menjadi remaja yang nantinya
kemudian menikah, mempunyai keturunan dan pada akhirnya menemui kematian.
Itulah proses kehidupan, dimana ada yang lahir, di situ juga ada kematian,
bahkan dalam islam menerangkan bahwa “setiap sesuatu yang bernyawa maka sesuatu
itu akan mengalami kematian”.
Masa dalam proses kehidupan yang paling menjadi
penentu, atau dimana masa itu adalah masa-masa transisi dari kanak-kanak
menjadi mulai dewasa, dimana remaja yang ingin selalu dan selalu mencari tahu
akan jati diri mereka. ) Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu
mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan
baik emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah.
Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial,
yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial.
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan
manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas.
Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi
valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia
pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada
awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun
mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia
sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang
dewasa.
Karena masa peralihan itulah remaja yang rentan akan
kesalahan dalam mengambil sikap dan keputusan dalam menentukan pilihan untuk
masa depannya. Bahkan tidak jarang remaja yang salah memilih mengenai pilihan
hidupnya, yang akhirnya mereka terjebak dalam lingkaran hitam yang sulit,
terjebak dalam kenakalan remaja, yang telah di jelaskan bahwa manusia merupakan
makhluk social juga yang tergantung pad orang lain, disini semua menjadi
faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja termasuk faktor pada
lingkungan dan pergaulan, selain faktor dari dalam diri sendiri.
Karena lingkungan remaja bisa berubah, karena
pergaulan remaja juga bisa menjadi salah satu korban dari hal negatif, yang
sebenarnya mereka pada awalnya hanya ingin tahu dan akhirnya harus menjadi
pelaku sebagai pelaku kenakalan remaja. Macam-macam kenakalan remaja selain paparan
di atas, ada banyak lagi macam kenakalan remaja, seperti, tawuran remaja ( anak
sekolah ), mencuri, dan melakukan hal-hal yang merugikan orang banyak. Itulah
remaja dengan jiwa gelora mudanya yang selalu bersemangat dan selalu ingin
lebih tahu dan lebih tahu lagi.
Dapat di tarik kesimpulan bahwa, remaja peranannya
sangat penting di kalangan masyarakat, sangat berpengaruh bagi pertumbuhan
bangsa dan bernegara. Jiwa yang masih haus dengan rasa keingintahuan. Dan perlu
di ingat juga remaja sangat rentan terpengaruh dengan hal-hal yang baru di
temuinya, terutama pegaruh negatif yang biasanya lebih cepat berdampak dengan
remaja. Maka dari itu perlu adanya pencegahan atau cara mengatasi masalah
kenakalan remaja, dan dalam masalah ini orangtua sangat berperan penting bagi
perkembangan anak-anaknya terutama remaja.
Selain orang tua jalan untuk mencegah terjadinya
kenakalan remaja yang semakin menjadi, dari diri sendiri hal yang sangat
membantu akan memperbaiki moral di kalangan remaja, kemudian dari lingkungan
dan pergaulan. Demikianlah penjelasan mengenai remaja beserta masalah-masalah
yang ada pada remaja. Dan begitu juga dengan cara mengatasinya seperti apa, dan
apa yang harus di lakukan.
DAFTAR
PUSTAKA
Jalaluddin.1995.Psikologi Agama.Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada.
Nugraha,
Adrian R.2010.Nasihat untuk Remaja.Bekasi:PT
Cahaya Pustaka Raga.
Peurseun,
C.A van.1988.Strategi Kebudayaan.Yogyakarta:Kanisius.
Basya,
Pahmi.2012.Pengertian Manusia dan
Lingkungan.
(http://13pbr.blogspot.com/2012/04/pengertian-manusia-dan-lingkungan.html#!/2012/04/pengertian-manusia-dan-lingkungan.html)
Artikel,
Remaja.2008.Pengertian dan Definisinya
pertama kali diterbitkan dunia psikologi.
(http://www.duniapsikologi.com/remaja-pengertian-dan-definisinya/)
Bloggirl.2012.Contoh Makalah Kenakalan Remaja.
(http://girlblog-bloggirl.blogspot.com/2012/04/contoh-makalah-kenakalan-remaja.html)
Afand.2012.Lingkungan Hidup,Kerusakan Lingkungan dan
Pengertian Kerusakan Lingkungan dan Pelestarian.
(http://afand.abatasa.com/post/detail/2405/lingkungan-hidup-kerusakan-lingkungan-pengertian-kerusakan-linkungan-dan-pelestarian-.htm)
Pramutoko,
Bayu.1996.Kesehatan Penyalahgunaan
Narkoba di Kalangan Remaja.
(http://bayu96ekonomos.wordpress.com/anda-tertarik/artikel-kesehatan/penyalahgunaan-narkoba-di-kalangan-remaja/)
Roedin.2012.Tentang Prilaku Seks Bebas di Kalangan
Remaja.
(http://r0edin.blogspot.com/2012/07/tentang-prilaku-seks-bebas-di-kalangan.html)
(http://beb7n.wordpress.com)