Posted by : Diyon Prayudi Jumat, 24 April 2015

Essay menjadi perbincangan hangat dikalangan penyair maghrib. Para penggiat Forum Lilin Malam sore itu menarik perhatian beberapa mahasiswa yang ada di sekitar Fakultas Adab dan Humaniora (Kamis, 23/04/15).

Terlihat sekelompok mahasiswa yang sedang asik duduk dan bersantai di depan teras fakultas. Beberapa orang membaca sambil merokok. Dan beberapa lagi ada juga yang membaca sambil menikmati kopi hitam. Di sekitaran spanduk yang dijadikannya sebagai alas diskusi berhamparan buku-buku tentang kesusasteraan. Ada juga beberapa buku tentang filsafat.

“Kita sedang mengadakan diskusi rutin, dan untuk memulai diskusi kali ini kita memulainya dengan membaca, setiap orang wajib membaca beberapa halaman” kata Dedi, peserta diskusi.

Dedi menegaskan bahwa dalam pertemuan rutin setiap peserta diskusi wajib seminimal mungkin membaca. Membaca buku apa saja. Dan membawa masalah melalui sebuah pertanyaan yang akan dibawa dalam diskusi.

Dafiqi mengatakan bahwa dalam diskusi kali ini Forum Lilin Malam mengangkat tentang puisi essay yang merujuk kepada tokoh yakni Denny J.A. Denny merupakan tokoh yang mempakemkan bahwa puisi essay harus memiliki seminimalnya 1.500 kata dalam buku yang bertajuk Jurnal Sastra. Barulah itu bisa dikatakan sebagai puisi essay menurutnya.

Setelah membaca beberapa halaman tentang definisi puisi essay yang didiktekan oleh anggota secara bergiliran. Para penggiat melakukan bandingan dengan referensi lain. Termasuk pengertian essay, hubungan essay dengan karya ilmiah, dan hubungan essay dengan sastra, serta hubungan antara ketiganya.

Menurut Ilavy Shohavy mengatakan bahwa essay merupakan karangan atau tulisan yang memerlukan data. Namun tidak seberat karya ilmiah yang hampir keseluruhan menggunakan data yang akurat. Dalam essay masih memakai opini penulis sehingga dikatakan berbeda dengan ilmiah meskipun terkesan sama.

“Essay telah ada sejak abad 16, dan populer sejak H.B Jasin, dahulu seorang penulis dapat dikatakan hebat apabila penulis tersebut mumpuni dalam menulis essay yang baik” tegas Ilavy.

Kemudian pernyataan Ilavy dipertegas oleh Kokoh yang mengatakan bahwa pada dasarnya essay dan karya ilmiah memang serupa, namun tak sama. Tidak seperti hubungan antara essay dan sastra. Hal ini sangat jauh berbeda karena ketika essay lahir dan mulai berkembang. Essay merupakan karya yang belum tentu bisa dikatakan sebagai sastra. Karena definisi essay dan sastra pun sangat jauh berbeda.


Lalu bagaimana dengan sastra, essay dan puisi essay? Pertanyaan ini pun muncul dari beberapa peserta diskusi yang pada akhirnya membuat suasana menjadi sedikit tegang dan panas. (DSP, Jumat, 24 April 2015).

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Blogger templates

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Diyon Prayudi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -