Posted by : Diyon Prayudi Kamis, 10 Juli 2014


Gara-gara golput
oleh

Sandal Jepit

Ahok, Jokowi dan Prabowo adalah pemuda desa seberang yang mulai tumbuh dewasa. Mereka adalah sahabat karib yang sudah berteman sejak kecil. Ketika Ahok berusia 2 tahun bersama keluarganya menetap di sebuah desa seberang yang aman dan sejahtera. Dimana kemudian Ahok mengenal Jokowi dan Prabowo dan menganggapnya sebagai sahabat karib. Memang sejak kecil mereka selalu bersama dan tumbuh dalam kekerabatan dan persahabatan. Ahok bersama Jokowi dan Prabowo memang sudah menjadi seperti keluarga. Setiap kali salah satu dari mereka mendapati kesusahan pasti kedua di antaranya siap untuk membantu.

Ahok ingat betul ketika dirinya berangkat mengaji di kampung sebelah. Kala itu Ahok bersama Jokowi dan Prabowo berjalan di sebuah lapangan yang cukup luas dan banyak sekali binatang ternak warga setempat. Seperti sapi, kambing, kerbau, dan ada juga beberapa binatang lainnya seperti anjing, burung dan beberapa unggas. Memang lapangan itu seringkali digunakan warga untuk binatang peliharaannya. Ketika itu Ahok, Jokowi dan Prabowo berjalan santai di antara kawanan sapi-sapi beserta anaknya hingga insiden lucu pun terjadi. Para kawanan sapi saat itu tepat di depan mereka dan salah satu anaknya menatap tajam kepada Ahok. Anak sapi itu berlari mensapi buta mengejar Ahok dan kawan-kawan. Mereka pontang-panting berlarian hingga tak sadar Ahok ternyata sendirian dan bersembunyi di semak belukar. Entah mengapa anak sapi itu begitu tertarik dengan Ahok hingga menungguinya, sementara Ahok yang begitu takut karena sendirian. Lima belas menit Ahok dalam semak belukar setelah Jokowi dan Prabowo membawa batu dan kayu yang cukup besar untuk menyelamatkannya.

Hingga kini Ahok masih saja ingat akan kejadian itu dan sisa- sisa memori tentang persahabatannya dengan Jokowi dan Prabowo. "Apa yang harus kuperbuat sedangkan aku harus memilih sebagai warga negara yang baik?" "Mereka adalah sahabat terbaikku dan seperti keluarga bagiku, namun aku tak mungkin memilih satu di antaranya karena mereka sama berharganya dalam hidupku, apa yang harus kuperbuat?" "Pilih dua jari ataukah garuda merah?" "Prabowo ataukah Jokowi?" "Mengapa mereka harus berselisih pemikiran seperti ini sedangkan yang kutahu sahabat-sahabatku selalu sepaham" Jokowi mendukung garuda merah dan Prabowo menyatakan salam dua jari di pemilu 09 Juli 2014 nanti" "Sementara keduanya mengajakku dalam ideologi dan pradigma mereka masing-masih terhadap kandidat tebaik" "Untukku tak mengapa siapa saja yang akan terpilih, namun kini aku harus memilih dalam pilihan yang sulit karena mereka sahabat terbaikku" "Jika aku memilih Prabowo, Jokowi akan terluka dan begitu sebaliknya" "Namun jika aku tidak memilih di antara kandidat yang ada aku bukanlah warga negara yang baik dan tidak memiliki sebuah keyakinan karena tidak memiliki pendirian" "Lalu apa yang harus aku lakukan? Esok adalah hari penentu masa depan bangsa" "Sementara Prabowo dan Jokowi menginginkan aku untuk bergabung dan mendukung bersamanya"

Esok harinya Ahok, Jokowi dan Prabowo mendatangi TPS setempat. Jokowi bersama garuda merahnya mendatangi bilik suara dengan bangga. Prabowo dengan kedamaiannya melambaikan salam dua jari di atas kertas dan mencoblosnya dengan ikhlas. Sedangkan Ahok mendatangi bilik suara dengan kegundah gulanaannya memikirkan kedua sahabat karibnya. Ahok masih ragu untuk memihak kepada Jokowi atau Prabowo. Sedangkan keinginannya adalah memilih salah satu. Namun karena tak ingin menyakiti kedua sahabatnya itu akhirnya Ahok mencoblos keduanya. Dan melenggang keluar dengan wajah yang kusut karena Ahok sadar bahwa sama saja dia tak memilih Dengan demikian Ahok meruapakan bukan warga negara yang baik dan tidak memiliki pindirian seperti komitmen terhadap dirinya sendiri. Dan Ahok sangat begitu menyesal terhadap dirinya sendiri. "Tapi setidaknya kedua sahabat yang sudah kuanggap keluarga tidak akan tersakiti karena aku memilih keduanya" pikir Ahok.

"Tadi bagaimana dengan pilihanmu?" "Luar biasa wo, garudaku pasti menang", "Lalu bagaimana denganmu?", "Mantap! salam dua jari akan sejahtera wi", "Pokoknya ikhlas dua jari!". "Bagus lah wo, semoga pilihan kita masing-masing tidak akan sia-sia dan menjadi bermanfaat untuk bangsa dan tanah air", "Betul wi, walaupun kita berbeda namun kita tetap sebangsa dan setanah air sesuai dengan sumpah pemuda kebanggaan pemuda/i Indonesia dan sebagaimana bhineka tunggal ika, berbeda-beda tetapi satu jua, dan kita semua bersaudara", "Betul wo, seharusnya perbedaan ini adalah alat pemersatu bangsa karena berbeda itu indah dan bangsa tercinta kita yang membuat indah dengan aneka ragam budaya", " Betul wi, semangat muda sahabat Indonesia adalah kita", "Betul wo, kalau bukan kita siapa lagi, kalo bukan sekarang kapan lagi". Ahok hanya mendengarkan kedua sahabatnya dan berdiam diri karena merasa salah menilai kedua sahabatnya itu. Pemikiran Ahok bahwa sahabatnya berbeda pemikiran terhadap kandidat capres dan cawapres akan menjadi perusak terlebih jika Ahok memilih satu di antaranya. Ternyata Ahok salah persepsi dan merasa menyesal ditambah lagi kedua sahabatnya begitu ikhlas dan bangga akan pendirian mereka.

"Hey, kok bengong?", "Eh, enggak kok wi", "Tau tuh wi, kenapa malah bengong dia", "Ah, mungkin sedang galau dia wo", "Haha, bisa jadi wi, mungkin habis ditokak dia", "Bener tuh?", "Enggak kok wo, beneran", "Terus kenapa bengong?", "Hehe, enggak kenapa-napa kok", "Oh iyah, tadi pilih siapa?", "Apa wi?", "Iya tadi di bilik suara pilih siapa?", "Oh....", "Jangan bilang kalo enggak ada yang di coblos?!", "Dicoblos kok wo, hehe", "Siapa?", "Siapa apanya wi?", "Iya siapa yang dipilih?". Ahok diam dan tidak mau menjawab karena dia merasa bersalah dan menyesal.

"Hey, jadi siapa yang dipilih??", "Haduh, hehe ngagetin aja wo..", "Jadi siapa yang dipilih??" tanya Jokowi kepada Ahok. "Mmm, dua-duanya", "Apa?? Dua-duanya, kenapa?", "Ya habis aku bingung harus pilih siapa? Kalian berdua sahabatku dan kalian berbeda dukungan, yang satu dukung garuda merah, satunya lagi salam dua jari" tegas Ahok. "Tapi itu sama aja golput tau enggak??" sahut Jokowi. "Iya bener tuh, sama saja golput dan tidak punya pendirian, sahabat macam apa tuh, dari kecil kita bersama dan memiliki konitmen yang sama, aku dan Jokowi yang berbeda pilihan pun tetap memilih dan kita tetap satu" tegas Prabowo marah kepada Ahok. "Betul banget wo, kita sebagai warga negara yang baik sebaiknya memiliki pilihan untuk masa depan bangsa sebagai komitmen kita menjadi warga negara yang baik, masa golput, sahabat macan apa yang seperti itu".

Jokowi dan Prabowo begitu marah terhadap kelakuan Ahok. Mereka pergi meninggalkan Ahok yang kini duduk berdiam diri menyesali perbuatannya. Niat baik Ahok yang ingin menjaga perasaan kedua sahabatnya malah menjadi penghancur dalam persahabatannya. Persahabatan Ahok dengan Jokowi dan Prabowo kini pupus dan berakhir memilukan.

#cerita fiksi.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Blogger templates

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Diyon Prayudi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -