Posted by : Diyon Prayudi Rabu, 25 Juni 2014

Pagi yang lucu d Masjid Iqomah

Lagi duduk menunggu teman, tiba-tiba datangla

h teman yang tidak aku tunggu.
"Lagi ngapain yon?" tanyanya. "Lagi nunggu temen nih" jawabku. Dia duduk disampingku dan mulai mengajak ngobrol. "Sok akrab banget ini anak" dalam pikirku. Tapi, yasudahlah berhubung orangtuaku mengajarkanku untuk bersikap baik kepada semua orang sejak dini, maka aku menimpali obrolannya.
Sejuh ini obrolannya aman dan lancar. Meskipun tidak menarik.

Hingga kini aku tertarik sehingga aku menulis cerita ini. Lucu, unik, menarik, mungkin diksi-diksi itu yang mewakili jawaban kenapa aku tertarik.
"Hp kamu baru yon?" tanyanya. "Alhamdulillah, udah sekitar dua minggu yang lalu" jawabku. "Wih, keren euy, berapaan? Jadi mau juga ah" tanyanya lagi. "Hehe, satu kok, gak mahal" kebetulan aku hanya beli satu dan harganya kebetulan satu juta, maka aku jawab seperti itu. "Wah, beli ah beli.. Lumayan kan" gumamnya girang.

"Kenapa ini anak?" pikirku heran. Belum selesai dalam pikiranku dia bertanya lagi. "Beneran kan yon cuma satu juta?" tanyanya seakan tidak percaya kepadaku. "Iyaaaah, beneran masa bohong sih" tegasku. Belum lama dari itu dia berkata "Oke, thanks ya yon, kalo gitu nanti bisa beli juga donk, tapi setelah beasiswanya turun hehe" ucapnya girang. "Oke deh, beli aja atuh selagi ada rejeki" jawabku tersenyum.

Aku heran seketika dari obrolan hari ini dengannya. Kata "beasiswa" yang terlontarkan dari bibirnya itu yang membuat aku merana dan merasa sedih. Sungguh uniknya negeri ini. Negeri yang kaya ini. Seorang mahasiswa mendapatkan beasiswa tidak mampu yang diberikan pemerintah untuk mengurangi beban biaya kuliah agar mereka yang kurang mampu itu dapat melanjutkan kuliah. Agar negeri ini menjadi negeri yang cerdas karena pendidikan yang maju. Namun apa? Yang ada hanyalah penyalahgunaan apa yang seharusnya menjadi tujuan utama dari beasiswa itu. Bukannya beli HP baru, tapi masa depan baru karena ada rejeki untuk melanjutkan kuliah lagi.

Aku merasa sakit dengan hal itu karena selama dua semester uang koin 500 rupiah yang kusimpan di dalam kencleng butut di dalam lemari bututku, tepatnya di kosanku adalah uang yang aku gunakan untuk membeli HP yang sekarang ada di genggamanku. Ditambah dengan keuntungan aku berjualan pulsa dan bisnis konveksi yang aku geluti. Bukan dari beasiswa yang selama ini aku dapatkan karena nilai IPK ku yang lumayan tinggi.

#cerpen karya Sandal Jepit

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Blogger templates

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Diyon Prayudi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -