Posted by : Diyon Prayudi Sabtu, 14 Juni 2014


Malu ah, kalo gak Jumatan
oleh
Sandal Jepit

Sekitar satu bulan yang lalu aku sering shalat di masjid yang berada di dekat kosanku.
Biasanya aku shalat di kosan karena godaan setan yang betengger di dadaku. Begitu juga dengan shalat jumat yang merupakan kewajiban bagi kaum laki-laki kecuali mereka yang mau memakai kerudung untuk absen setiap minggunya. Dan bagi mereka yang mau memakai pembalut di kemaluannya yang berbentuk lonjong itu.

Yah, sudahlah itu urusan masing-masing karena dosanya juga ditanggung masing-masing. Berarti sudah 4 kali aku shalat jumat di masjid yang berada dekat dengan kosanku. Dan aku sudah tiga minggu keheranan dengan ibu-ibu paruh baya yang selalu hadir di depan masjid ketika aku selesai menunaikan shalat jumat berjamaah.

"Kenapa yah tuh ibu-ibu?" tanyaku di minggu pertama. Aku heran karena ibu-ibu itu melangak dan melongok saja kedalam masjid. Entah apa yang dia cari. Minggu berikutnya juga demikian. Ibu-ibu itu tiba di depan masjid dan melakukan hal yang serupa dengan minggu kemarin. Tapi aku tak tertarik lagi, mungkin hanya kebetulan saja seperti itu.

Di minggu ketiga aku mulai heran kembali. Karena ternyata ibu-ibu paruh baya itu muncul kembali dengan aktifitas yang sama seperti minggu pertama dan kedua. "Ah, mungkin beliau mau ngambil uang di kotak amal" pikirku karena ada kotak amal di depan masjid yang isinya tidak mencapai setengahnya dari kapasitas kotak amal itu. Biarlah, mungkin beliau adalah bagian dari DKM masjid tersebut.

Hari ini aku menunaikan ibadah shalat jumat yang ke empat kalinya selama sebulan ini shalat di masjid yang berada dekat dengan kosanku. Kali ini aku shalat di bagian shaf pertama, berbeda dengan tiga minggu kebelakang ketika aku shalat di bagian shaf terakhir. Tidak ada yang aneh dalam penglihatanku ketika kami mendengarkan khotib di mimbar, hingga do'a dilafalkannya.

Namun, aku tertegun ketika lafal iqomah dilantunkan. Semuanya berdiri dan hanya satu lelaki tua paruh baya yang masih duduk sambil menutup kakinya dengan kain kecil. Aku meliriknya pelan dan imam mulai berucap takbir "Allahuakbar", aku masih keheranan dan kemudian kembali fokus terhadap kewajiban.

Seperti biasa, setelah shalat selesai ibu-ibu paruh baya itu sudah berada di depan masjid. Dan kali ini aku tak heran dan merasa aneh lagi. Karena hari ini aku menemukan jawaban dari tiga minggu kebelakang . "Subhanallah" sungguh pasangan yang patut di contoh bagi kita semua yang masih suka meninggalkan shalat.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Blogger templates

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Diyon Prayudi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -