- Back to Home »
- Essay »
- Perarakan Jenazah (Hartojo Andangdjadja)
Posted by : Diyon Prayudi
Minggu, 03 Mei 2015
Kami mengiring jenazah hitam
“sekumpulan orang yang mengantarkan orang
meninggal”
depan kami kereta mati bergerak pelan
“di hadapan kami keranda yang di gotong berjalan
pelan”
orang-orang tua berdjalan menunduk diam
“orang-orang tua merenungi kelak ia akan kembali
(mati) “
Dicekam hitam bayangan
“suasana yang mencekam”
Makam muram awan muram
“keadaan yang mencekam dengan langit yang mendung
gelap”
Menanti perarakan ini di ujung jalan
“menunggu sampai tibanya jenazah di pemakaman”
tapi kami selalu berebut kesempatan
“ sebagian orang ada yang berharapkan rejeki dari
kematian seseorang”
kami lempar pandang
“orang-orang saling melihat-lihat”
kami lempar kembang
“berkabung dengan bertabur bunga”
bila dara-dara berjengukan
“orang-orang datang menjenguk (melayat)”
dari jendela-jendela di sepanjang tepi
jalan
“melihat dari kejauhan”
lihat, di mata mereka di bibir mereka
hidup memerah bermerkahan
“penuh duka cita yang terlihat dari raut muka
mereka yang memerah”
begitu kami isi jarak sepanjang jalan
“orang-orang
pun kembali pulang kerumah masing-masing”
antara rumah tumpangan dan kesepian kuburan
“antara rumah keranda dan kuburan”