Posted by : Diyon Prayudi Minggu, 03 Mei 2015

Diyon Prayudi, 1B, 1125030076

Kami mengiring jenazah hitam   
“sekumpulan orang yang mengantarkan orang meninggal”
depan kami kereta mati bergerak pelan  
“di hadapan kami keranda yang di gotong berjalan pelan”
orang-orang tua berdjalan menunduk diam  
“orang-orang tua merenungi kelak ia akan kembali (mati) “
Dicekam hitam bayangan  
“suasana yang mencekam”
Makam muram awan muram  
“keadaan yang mencekam dengan langit yang mendung gelap”
Menanti perarakan ini di ujung jalan  
“menunggu sampai tibanya jenazah di pemakaman”

tapi kami selalu berebut kesempatan  
“ sebagian orang ada yang berharapkan rejeki dari kematian seseorang”
kami lempar pandang  
“orang-orang saling melihat-lihat”
kami lempar kembang  
“berkabung dengan bertabur bunga”
bila dara-dara berjengukan  
“orang-orang datang menjenguk (melayat)”
dari jendela-jendela di sepanjang tepi jalan  
“melihat dari kejauhan”
lihat, di mata mereka di bibir mereka
hidup memerah bermerkahan  
“penuh duka cita yang terlihat dari raut muka mereka yang memerah”

begitu kami isi jarak sepanjang jalan 
 “orang-orang pun kembali pulang kerumah masing-masing”
antara rumah tumpangan dan kesepian kuburan  
“antara rumah keranda dan kuburan”

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Blogger templates

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Diyon Prayudi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -